Kamis, 21/02/2019 23:01 WIB
Abu Dhabi, Jurnas.com - Uni Emirat Arab menggelontorkan anggaran sebesar 20 miliar dirham atau senilai US$5,5 miliar, untuk kontrak pengadaan militer dalam sebuah acara pertahanan minggu ini.
Pada saat yang sama penjualan senjata ke negara itu sedang dalam pengawasan, karena peran UEA dalam perang yang menghancurkan Yaman.
Mayoritas anggaran diberikan kepada perusahaan internasional seperti perusahaan AS Lockheed Martin dan Raytheon, yang menyegel salah satu kesepakatan terbesar dengan 7 miliar dirham, atau senilai kontrak terkait dengan sistem pertahanan udara rudal Patriot.
Negara-negara Teluk Arab termasuk UEA dan Arab Saudi telah lama menjadi pembeli utama senjata AS, tetapi telah meningkatkan pembelian militer dalam beberapa tahun terakhir dari negara lain.
Tajir Gara-gara Konser Selalu Sold Out, Taylor Swift Tolak Rp 144 Miliar Tampil di Uni Emirat Arab
Tajir Gara-gara Konser Selalu Sold Out, Taylor Swift Tolak Rp 144 Miliar Tampil di Uni Emirat Arab
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Minggu ini, UEA memberikan kesepakatan kepada perusahaan-perusahaan dari Rusia, Turki, Pakistan dan Afrika Selatan pada pameran militer IDEX lima hari.
Dikutip dari Reuters, eksekutif industri pertahanan mengatakan negara-negara lain akan mendapat manfaat dari peningkatan pengawasan penjualan senjata Barat ke koalisi yang dipimpin Saudi yang terlibat dalam perang Yaman.
Konflik menewaskan puluhan ribu orang tersebut telah mendorong Yaman dari negara termiskin ke tepi kelaparan.
UEA dan Arab Saudi memimpin koalisi Muslim Sunni, yang mencakup pasukan Yaman, yang memerangi gerakan Houthi yang selaras dengan Iran, untuk mencoba memulihkan pemerintah yang diakui internasional yang digulingkan dari kekuasaan pada 2014.