Jum'at, 15/02/2019 22:50 WIB
Bogor, Jurnas.com - Puisi "Doa yang tertukar" yang ditulis oleh Fadli Zon pada beberapa waktu yang lalu semakin menuai polemik. Kali ini ribuan santri se-Kabupaten Bogor melakukan aksi bela kiai di Lapangan Tegar Beriman pada Jumat (15/02).
Bermula dari puisi yang diduga kuat menyudutkan ulama KH Maimoen Zubair, para santri pun mengungkapkan kekecewaannya terhadap politisi partai Gerindra yang menjadi tim sukses Prabowo-Sandi.
Acara yang digelar usai sholat jumat itu diisi dengan pembacaan shalawat dan hijb nasr oleh para kyai dan santri yang hadir. Tampak hadir para pimpinan Pondok Pesantren, antara lain KH. Romdhoni dari Yasina Cigombong, KH Ali Sibromalisi, KH. Ahmad Ikrom, KH Ade Eris dari Jonggol, KH. Amir, KH. Oman dan beberapa Kiai lain.
"Kami sebagai santri dan muhibbin Kiai merasa kecewa dan sakit hati ketika Mbah Moen disudutkan. Padahal para santri banyak pendukung pak Prabowo. Tapi karena puisi penghinaan itu kami pindah haluan," ujar Ustadz Rahmatullah Koordinator Aliansi Santri Bela Kiai (ASBAK).
Sahroni Minta PPATK Waspadai Potensi Kejahatan Keuangan di Tahun Politik
Hadiri Peringatan Hari Santri, Puan Yakin Santri Berperan Jaga Persatuan di Tahun Politik
Jelang Pemilu 2024, KPK Tegaskan Pengusutan Kasus Korupsi Tetap Berjalan
"Sebagai warga yang bertetanggaan dengan dia, kami sangat malu. Kami sudah tidak simpati lagi kepada penista kiai!" tegas Cecep Sholeh salah satu santri dari Cisarua.
Ia pun menambahkan, menistakan kiai sama dengan menghina para santri, padahal masyarakat Bogor mayoritas berlatarbelakang pesantren.
Bahkan salah seorang santri dari Babakan Madang menyebutkan, jika ada caleg yang menistakan kiai, jangan dipilih. Bahkan calon presiden yang ia dukung pun jangan dipilih.
"Jika ada capres yang tidak peduli dengan santri, maka jangan dipilih. Lebih baik memilih capres yang sudah jelas memberikan Hari Santri Nasional", imbuhnya.
Keyword : Santri Bogor Tahun politik