Rabu, 13/02/2019 23:11 WIB
Caracas, Jurnas.com - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengatakan, pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump adalah gerombolan ekstremis.
Ia berharap agar kelompok ekstremis di Gedung Putih dapat dibungkam oleh opini publik yang kuat di seluruh dunia. Selain itu, ia juga meyakini, Trump termasuk dalam kelompok supremasi kulit putih.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
Menurut Maduro, Gedung Putih bermaksud menciptakan krisis kemanusiaan untuk membenarkan intervensi militer.
"Semua ini adalah bagian dari sandiwara. Oleh karena itu, dengan segala hormat, kita katakan pada mereka bahwa kita tak membutuhkan bantuan dari mereka," tandas Maduro.
Ia juga mengatakan pada BBC bahwa sekitar 10 pemerintah mendukung Juan Guaido dan berusaha "memaksakan pemerintahan yang bahkan tak dipilih siapapun".
Venezuela telah diguncang gelombang protes sejak 10 Januari, ketika Presiden Nicolas Maduro dilantik untuk masa jabatan kedua.
Ketegangan pun meningkat saat Presiden Majelis Nasional Venezuela Juan Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara pada 23 Januari, yang didukung oleh negara-negara Eropa dan Amerika Latin.
Sementara itu, Rusia, Turki, China, Iran, Bolivia, dan Meksiko menyatakan dukungan untuk Maduro.(Anadolu)
Keyword : Amerika Serikat Juan GuaidoNicolas Maduro