Rabu, 13/02/2019 07:40 WIB
Jakarta, Jurnas.com – Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat PAUD dan Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Sukiman menyebut ada sejumlah faktor yang memengaruhi kenakalan siswa di sekolah.
Teruntuk dua kasus yang terjadi pada pekan lalu, yakni siswa menantang gurunya berkelahi di Gresik, Jawa Timur, dan pemukulan siswa terhadap cleaning service di Sulawesi Selatan, menurut dia perlu ada kajian mendalam.
“Masalah ini memang kompleks. Bisa jadi karena faktor keluarga, lingkungan, pergaulan, atau memang sedang minum zat tertentu yang membuat emosinya tidak terkontrol. Tapi sekali lagi, ini kemungkinan,” ujar Sukiman kepada Jurnas.com, pada Rabu (13/2).
“Dan untuk mengetahui hal ini, perlu ada kajian secara mendalam,” imbuh dia.
Sukiman menyayangkan terjadinya dua kasus tersebut. Namun dalam kesempatan itu dia menekankan bahwa perlu ada keterlibatan keluarga dalam proses pendidikan anak di sekolah, sebagaimana tertera dalam Peraturan Mendikbud Nomor 30 Tahun 2017
“Perlu komunikasi berkelanjutan antara orang tua dengan wali kelas. Karena wali kelas ini kan orang tuanya di sekolah,” terang Sukiman.
“Seandainya ada anak tertentu yang memiliki kekhususan apakah positif atau kenakalan, sedini mungkin dikomunikasikan dengan keluarga,” tandas dia di sela-sela Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2019.
Seperti diketahui, pekan lalu dua kasus kenakalan siswa viral di dunia maya. Pertama, aksi salah seorang siswa di SMP PGRI Wringinanom yang menantang gurunya berkelahi di dalam kelas.
Kedua, kasus pengeroyokan yang dilakukan oleh sejumlah siswa di SMPN 2 Gasoleng terhadap petugas kebersihan, yang menyebabkan korban menderita luka di kepala.
Keyword : Kenakalan Siswa Kasus Viral Pendidikan Keluarga