Selasa, 12/02/2019 20:14 WIB
Suriah, Jurnas.com - Setidaknya 16 warga sipil, termasuk tujuh anak-anak, tewas serangan udara yang diluncurkan okoalisi yang didukung Amerika Serikat (AS) untuk mengusir kelompok Islamic State Iraq and Syria (ISIS) dari kantong terakhir mereka di Suriah.
Dilansir dari Al Jazeera, jet tempur koalisi itu menembakkan rudal untuk mendukung Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi di Baghouz, sebuah desa di provinsi Deir Az Zor, untuk merebut kantong terakhir ISIS di negara itu.
Juru bicara SDF, Mustafa Bali mengatakan bentrokan hebat sedang berlangsung pada Selasa (12/2), setelah ratusan melarikan diri dari zona pertempuran semalam.
Di wilayah tersebut disebutkan, ada sekitar 600 pejuang ISIS yang masih berada di daerah 4sq km dekat perbatasan Irak di tepi timur Sungai Efrat.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
SDF, yang didukung koalisi pimpinan-AS, mengumumkan untuk merebut kembali Baghouz pada Sabtu malam.
Sejak itu, beberapa kemajuan militer telah dibuat, tetapi penembak jitu ISIS dan ranjau darat telah memperlambat pasukan darat.
Juru bicara koalisi, Sean Ryan mengatakan pasukan yang didukung AS menghadapi perlawanan sengit.
"Kemajuannya lambat dan metodis karena musuh sepenuhnya mengakar dan pejuang ISIS terus melakukan serangan balik," katanya.
"Koalisi terus menyerang target ISIL kapan pun tersedia."
Imran Khan dari Al Jazeera, melaporkan dari Gaziantep Turki, mengatakan serangan udara yang menewaskan warga sipil terjadi pada Senin (11/2), hingga dini hari Selasa pagi di pinggiran desa.
"Serangan udara ini dirancang untuk menghentikan para pejuang ISIS melarikan diri dari daerah itu," kata Khan.