AS Tuntut Tinjau Rutin Reformasi Perdagangan China

Sabtu, 19/01/2019 09:05 WIB

Washington - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menuntut meninjau secara berkala reformasi perdangangan China yang dijanjikan sebagai syarat awal untuk meredakan sengketa perdagangan.

Kepada Reuters, tiga sumber yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, AS akan tetap memberlakukan bea masuk, jika Beijing melanggar perjanjian. "Ancaman tarif tidak akan hilang, bahkan jika ada kesepakatan," jelas sumber tersebut.

Meski demikian, kata sumber itu, negosiator Tiongkok tampaknya tidak tertarik pada gagasan pemeriksaan kepatuhan secara teratur. "AS menginginkan penilaian berkala tetapi belum jelas seberapa sering," katanya.

"Sepertinya penghinaan. Namun tampaknya keduanya bisa mengatasinaya," kata sumber menambahkan.

Administrasi Presiden AS Donald Trump  mengenakan tarif impor pada barang-barang China untuk menekan Beijing untuk memenuhi daftar panjang permintaan yang akan menulis ulang ketentuan perdagangan antara kedua negara.

Tuntutan tersebut termasuk perubahan pada kebijakan China tentang perlindungan kekayaan intelektual, transfer teknologi, subsidi industri dan hambatan perdagangan lainnya.

Sumber itu mengatakan, proses penegakan dan verifikasi tidak biasanya untuk kesepakatan perdagangan. Kebijakan ini mirip dengan sanksi ekonomi hukuman seperti yang dikenakan pada Korea Utara dan Iran.

Perselisihan perdagangan biasanya ditangani melalui pengadilan, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atau melalui panel arbitrase dan mekanisme penyelesaian sengketa lainnya yang dibangun dalam perjanjian perdagangan.

Tim Trump  mengkritik WTO karena gagal meminta pertanggungjawaban China untuk melaksanakan reformasi pasar yang dijanjikan. AS juga mengkritik proses penyelesaian sengketa WTO dan meminta organisasi tersebut melakukan reformasi.

Gagasan tinjauan kuartalan ulasan kuartalan adalah bagian dari dokumen negosiasi AS yang bocor setelah perundingan pada Mei 2018, sebelum AS mulai mengenakan bea masuk barang-barang Tiongkok senilai USD50 miliar.

TERKINI
`Sleeping Beauties: Reawakening Fashion` Jadi Tema Met Gala 2024, Apa Maknanya? Madonna Pecahkan Rekor Gelar Pesta Dansa yang Dihadiri 1,6 Juta Penggemar Sederet Selebriti Gelar Afterparty Met Gala 2024, Usher hingga Beyonce! Kini Bertubuh Langsing, Kelly Osbourne Bantah Pakai Ozempic