Selasa, 15/01/2019 21:55 WIB
Ankara - Sebuah penelitian baru mengungkapkan jumlah perokok di Jepang menurun secara drastis selama beberapa tahun belakangan. Tingkat perokok di Jepang sekarang berada pada 17,9 persen, turun dari 36 persen pada 1989.
Negara yang dikenal karena kesadaran kesehatan warganya, mengalami penurunan jumlah perokok berusia 20 tahun ke atas hingga setengahnya pada 2018.
Kelompok-kelompok advokasi anti-rokok lokal percaya bahwa penurunan tersebut dipicu oleh meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan, populasi yang menua, peraturan merokok yang lebih ketat dan harga rokok yang semakin tinggi karena kenaikan pajak.
Japan Times melaporkan, Jepang mengalami penurunan konstan dalam tingkat merokok sejak mencapai puncaknya pada 1966, sebanyak 49.4 persen.
Koalisi Partai PM Jepang Tidak Lagi Mayoritas, Bakal Picu Pertikaian Politik
Kekalahan Indonesia dari China 2-1 Harus Jadi Evaluasi PSSI
AS, Korsel, dan Jepang Luncurkan Tim Baru untuk Pantau Sanksi Korea Utara
Setelah menerapkan gerakan anti-merokok, departemen kereta api Jepang secara bertahap mulai melarang merokok pada 1987, diikuti oleh maskapai penerbangan pada 1999.
Pada Juli lalu, pemerintah membuat undang-undang yang melarang merokok di dalam semua gedung sekolah, rumah sakit dan badan pemerintah.
Mulai 1 April 2020 mendatang, merokok akan dilarang di berbagai fasilitas termasuk kantor, restoran serta lobi hotel dan ruangan khusus merokok akan disediakan.
Langkah ini diterima dengan baik oleh warga Jepang, meskipun beberapa orang mengatakan bahwa masih banyak hal yang harus dilakukan.
"Alangkah lebih baik jika undang-undang itu direvisi dan peraturannya ditetapkan, meskipun mereka masih lemah," kata Watanabe (81) kepada surat kabar tersebut.
Keyword : Jepang Negara Kesehatan