Sabtu, 12/01/2019 09:40 WIB
Jakarta - Perusahaan transportasi luar angkasa swasta Amerika Serikat, SpaceX berencana untuk memotong lebih dari 10 persen dari tenaga kerjanya.
Hal itu disampaikan Presiden Gwynne Shotwell, yang mengatakan bahwa pengurangan itu adalah keputusan sulit tetapi sangat diperlukan demi kebrlangsungan perusahaan ke depan.
"Untuk terus melayani pelanggan kami dan untuk berhasil mengembangkan pesawat antariksa antarplanet serta internet berbasis ruang global, SpaceX harus menjadi perusahaan yang lebih ramping," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan dikutip UPI, Sabtu (12/01)
"Salah satu dari perkembangan ini, bahkan ketika dicoba secara terpisah, telah membangkrutkan organisasi lain. Ini berarti kita harus berpisah dengan beberapa anggota tim kami yang berbakat dan pekerja keras,` tambahnya.
KPK Bakal Periksa Pihak yang Kecipratan Uang Korupsi Anak Usaha Telkom
SSDM Polri Kerahkan Tim Bantu Pemulihan Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar
Minyak Cong Semakin Meresahkan, Praktisi Hukum: Polisi Harus Bergerak Cepat
Situs web SpaceX mengatakan saat ini perusahaan tersebut memiliki sekitar 6.000 karyawan, yang berarti pengurangan 10 persen akan mempengaruhi sekitar 600 orang.
Berita itu muncul beberapa jam setelah roket Falcon 9 perusahaan itu mengirimkan batch terakhir satelit Iridium NEXT ke luar angkasa Jumat pagi. Itu adalah peluncuran roket 2019 pertama di Amerika Serikat.
Keyword : Perusahaan SpaceXAmerika Serikat