China Setujui Impor Lima Produk Tanaman Rekayasa Genetika

Rabu, 09/01/2019 12:30 WIB

Beijing - Pemerintah China memberi karpet merah lima produk tanaman rekayasa genetik (Genetically Modified atau GM) untuk diedarkan di Negeri Tirai Bambu. Sehingga totall yang sudah disetujui menjadi 31 varietas.

Menurut daftar yang dirilis Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan pada Selasa (8/1), kelima produk tersebut adalah  dua varietas lobak dan dua varietas kedelai yang tahan terhadap gulma, dan varietas jagung yang tahan terhadap hama dan gulma.

"Para produsen termasuk Monsanto di Amerika Serikat (AS) dan BASF Jerman. Sementera, sertifikat untuk mengekspor produk ke China berakhir pada Desember 2021," kata kementerian itu.

Kementerian juga memperbarui persetujuannya untuk impor 26 produk rekayasa genetikan (GMO), termasuk varietas jagung, kapas dan kedelai. Produk pertanian GMO harus diberi label yang jelas untuk dijual di negara tersebut berdasarkan peraturan China.

Profesor ilmu kehidupan di Universitas Normal Beijing, Wang Xiping, mengatakan, karena lima produk itu hanya dapat digunakan sebagai bahan baku, maka kelima itu hanya akan diolah menjadi produk seperti pakan ternak,  minyak lobak dan minyak kedelai, yang tidak mengandung Elemen GM, dan tidak akan dijual kepada konsumen domestik untuk dimakan.

"Elemen-elemen GM dalam produk-produk ini tidak akan memasuki tubuh manusia, jadi tidak ada masalah keamanan pangan GMO bagi manusia," katanya.

Wang mengemukakan, China memiliki kebijakan yang sangat ketat mengenai persetujuan produk GMO yang dapat dijual untuk konsumsi. Sebagian besar produk transgenik yang disetujui tersedia di pasar domestik diimpor.

China sudah menyetujui dua produk pertanian, kapas dan pepaya untuk penanaman komersial, tetapi memungkinkan impor beberapa produk pertanian GMO, termasuk kedelai, untuk produksi pangan.

"Beberapa produk pertanian transgenik memiliki karakteristik khusus, seperti resistensi terhadap hama dan penyiang gulma, dan sangat diminati," kata Wang.

Menurut Wang, sebagian besar kedelai impor China adalah produk GM yang memiliki kandungan minyak lebih tinggi daripada spesies yang dibiakkan di dalam negeri dan memenuhi permintaan China akan minyak nabati. "Tetapi minyaknya mengandung beberapa elemen GM," katanya.

Teknologi GM adalah topik kontroversial di seluruh dunia. Para ilmuwan pada umumnya lebih suka mengembangkan dan mempromosikan teknologi untuk keuntungan ekonomi.

Wakil menteri urusan pertanian dan pedesaan, Zhang Taolin, mengatakan China mendorong penelitian ilmiah dalam teknologi modifikasi genetika tetapi tetap berhati-hati ketika mempromosikan teknologi dan produk-produk GM untuk memastikan keamanan.

"Teknologi GM dapat dikendalikan dengan aman, dilihat dari prinsip dan praktik ilmiah selama beberapa dekade terakhir," katanya.

TERKINI
KPK Sita Rp48,5 Miliar Terkait Suap Bupati Labuhanbatu KPU Siap Hadapi 297 Perkara PHPU Pileg 2024 Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya di Kasus Narkoba CERI Laporkan Aspidum Kejati Jawa Timur ke Jaksa Agung Atas Dugaan Ini