Kamis, 03/01/2019 18:27 WIB
Jakarta – Proses pencarian lanjutan terhadap jenazah penumpang serta kru Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, resmi berakhir pada Sabtu, 29 Desember 2018 lalu.
Selain itu, pencarian alat perekam suara di ruang kemudi pilot (Cookpit Voice Recorder/CVR) yang merupakan bagian dari kotak hitam atau black box, juga secara otomatis diakhiri.
Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, upaya pencarian maksimal telah dilakukan oleh maskapai penerbangan tersebut, dengan menggunakan kapal canggih MPV Everest dari Belanda.
Selama sepuluh hari proses pencarian, tim telah menjalankan prosedur rescue & safety drill, survey function test, dan load test secara terus menerus, guna menyisir 10 titik rekomendasi Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Lho Kok, Dua Terdakwa Kasus Penggelapan Dana ACT Minta Dibebaskan
ACT, Ahyudin Didakwa Gelapkan Dana Boeing Sebesar Rp 117 Miliar Untuk Keluarga Korban
Survei Bounce: Lion Air dan Wings Air Urutan Teratas
Tak hanya itu, operasional bawah air yang menggunakan Remotely Operated Vehicle (ROV) dan survey, juga bergerak melakukan penyisiran area pertama 50x50 meter, area kedua 80x40 meter, dan area ketiga 20x60 meter di dasar laut.
“Pada saat pelaksanaan pengoperasian ROV terkendala jarak pandang (visibility) sangat rendah (kurang dari tiga meter), dan arus bawah laut dan gelombang sangat kencang,” terang Danang kepada Jurnas.com pada Kamis (3/1) lewat keterangan pers.
Karena kendala tersebut, lanjut Danang, juga ditambah masalah ombak, maka pencarian akhirnya resmi dihentikan, sebab tak mencapai hasil yang diharapkan.
“Lion Air menyampaikan bahwa selama masa pencarian 10 hari, dalam berbagai kendala seperti ombak, arus dasar laut, jarak pandang, dengan segala upaya yang sudah maksimal dilakukan, tidak mencapai hasil seperti yang semua harapkan,” tandasnya.