Kamis, 13/12/2018 11:01 WIB
Bangladesh - Etnis Rohingya terancam kehilangan generasi yang berpendidikan saat anak-anak di Myanmar dan di kamp-kamp pengungsi Bangladesh berjuang untuk mendapatkan pendidikan justru mendapat pembatasan.
Pemuda Rohingya yang tinggal di negara bagian Rakhine, Myanmar menghadapi pembatasan serius untuk mendapaptkan akses ke sekolah sejak pecahnya kekerasan di sana pada tahun 2012.
"Sementara anak-anak lebih banyak disimpan di fasilitas terpisah dan tidak dapat menghadiri sekolah umum," demikian kata laporan Organisasi Rohingya Inggris (BROUK) Burma yang dirilis, Kamis (13/12).
"Siswa yang lebih tua tidak dapat menghadiri universitas," sambungnya.
Gus Halim: Program Transmigrasi Percepat Terwujudnya Indonesia Sentris
KPK Tetapkan Mantan Ketua DPD Gerindra Malut Tersangka
Gus Halim: Transmigrasi Konsisten Capai Target RPMJN Setiap Tahun
"Sekarang, lebih dari sebelumnya, kami membutuhkan Rohingya yang berpendidikan yang dapat bertindak sebagai pemimpin bagi masyarakat, tetapi selama pendidikan masih sangat dibatasi, ini tidak mungkin," kata Presiden BROUK, Tun Khin, dalam sebuah pernyataan.
"Kami menghadapi prospek generasi yang hilang," sambungnya.