Bisnis Manufaktur Jepang Makin Lesu

Senin, 03/12/2018 10:10 WIB

Tokyo - Aktivitas manufaktur Jepang pada November lalu berada pada laju paling lambat dalam satu tahun terakhir. Pertumbuhan pesanan baru melambat. Dan survei pada Senin (3/12) menunjukkan pertumbuhan ekonomi mengkhawatirkan.

Indeks Manajer Pembelian Manufaktur Markit/Nikkei Jepang akhir (PMI) adalah 52,2 dengan basis penyesuaian musiman, naik dari pembacaan cepat 51,8 tetapi di bawah 52,9 akhir Oktober.

Indeks tetap di atas 50 ambang batas, yang memisahkan kontraksi dari ekspansi untuk 27 bulan berturut-turut, tetapi mencapai level terendah sejak Agustus 2017, ketika itu juga adalah 52,2.

"Gambaran yang mendasari tetap tenang, dengan momentum miring menuju perlambatan," kata Joe Hayes, ekonom di IHS Markit, dilansir dari Reuters.

“Kinerja penjualan yang suram mencerminkan kondisi rapuh, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Menurut perusahaan, permintaan yang lemah dari China dan sebagian Eropa menghambat pertumbuhan ekspor,” jelasnya.

Jepang dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia, kini menyusut lebih dari yang diperkirakan pada kuartal ketiga, akibat dilanda bencana alam dan ekspor yang lesu.

Sementara ekonomi diperkirakan oleh banyak orang untuk kembali ke pertumbuhan kuartal keempat, setelah efek dari bencana memudar, melambatnya permintaan global, dan gencatan perdagangan AS-Cina.

Untuk November, indeks akhir PMI untuk pesanan baru adalah 50,9, dibandingkan dengan pembacaan awal 49,6 dan 52,6 final pada bulan sebelumnya.

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati