Sabtu, 01/12/2018 07:55 WIB
Kairo - Parlemen Mesir mempertimbangkan larangan game Player Unknown`s Battlegrounds (PUBG) yang baru-baru ini viral di kalangan pemuda di Negeri Piramida.
PUBG adalah sebuah game yang bertema pertarungan. Para pemain dipertemukan dalam satu wilayah kemudian saling menyerang untuk bertahan sampai akhir pertarungan.
Menurut produsennya, PUBG telah dimainkan lebih dari 87 juta pemain setiap harinya dan 227 juta pemain setiap bulan di semua platform.
Kantor berita lokal baru-baru ini melaporkan bahwa seorang siswa di sebuah sekolah di Provinsi Alexandrian, Mesir, telah membunuh gurunya sendiri karena kecanduan bermain PUBG.
Indonesia Technology Investment Summit 2024 untuk Lawan Perubahan Iklim dengan IT
Penerbitan Visa Jemaah Haji Indonesia Capai 92 Persen
Masuknya Starlink Bakal Dorong Operator Lokal Tingkatkan Layanan
Ahmed Badawi, ketua komite komunikasi parlemen, mengatakan bahwa game itu dapat "memantik kekerasan" di antara anak muda.
Bahkan, PUBG dianggap lebih berbahaya dari "Blue Whale", game online yang dianggap mendorong anak muda untuk melakukan bunuh diri di beberapa negara, termasuk Mesir.
"Anak-anak muda kami justru belajar kekerasan dari permainan ini," kata Badawi.
Menurutnya, parlemen akan menggelar sidang dengan perwakilan Otoritas Pengaturan Telekomunikasi Mesir untuk mengatasi masalah aplikasi ponsel dan video game yang mempromosikan kekerasan.
Sebelumnya, pada April, Jaksa Agung Mesir Nabil Sadiq melarang sejumlah game online "berbahaya", termasuk "Blue Whale".
Keyword : Parlemen MesirGame PUBGGame Androit