Minggu, 18/11/2018 15:20 WIB
Washington - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan, Gedung Putih akan mengeluarkan laporan lengkap tentang kasus pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, awal pekan depan.
Dilansir Anadolu, laporan, yang dikatakan Trump akan dirilis pada Senin atau Selasa pekan depan itu terkait siapa yang menyebabkannya dan melakukannya.
Sebelumnya, Trump bertemu Direktur CIA, Gina Haspel, yang memberi penjelasan kepadanya tentang temuan agensi dalam kasus tersebut. Trump mengatakan CIA belum menilai apa pun.
"Ini terlalu dini," jelas Trump setelah Washington Post pertama kali melaporkan, CIA yakin, Putra Mahkota Mohammad bin Salman memerintahkan pembunuhan Khashoggi.
Di tempat yang berbeda, Departemen Luar Negeri juga membantah bahwa pemerintah AS telah membuat kesimpulan akhir. Ia menyebut kesimpulan CIA tersebut tidak akurat.
KPK Sebut Nilai Gratifikasi Eks Bupati Probolinggo Rp149 miliar
Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan KEMDIKBUDRISTEK, Abdul Kahar Soal Isu KIP-K
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi
"Masih ada banyak pertanyaan yang belum terjawab sehubungan dengan pembunuhan Pak Khashoggi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert dalam sebuah pernyataan.
"Departemen Luar Negeri akan terus mencari semua fakta yang relevan. Sementara itu, kami akan terus berkonsultasi dengan Kongres, dan bekerja dengan negara-negara lain untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi," tambahnya.
Namun, dalam daftar tersebut, tidak ditemukan nama Salman, pemimpin de facto Saudi. Meski pun kabar yang beredar bahwa serangan itu tidak mungkin dilakukan tanpa persetujuannya.
"Kami akan terus mengeksplorasi langkah-langkah tambahan untuk menahan mereka yang bertanggung jawab yang merencanakan, memimpin dan terhubung dengan pembunuhan. Dan, kami akan melakukan itu sambil mempertahankan hubungan strategis penting antara AS dan Arab Saudi," katanya.
Keyword : Jamal Khashoggi Arab Saudi Donald Trump