Turki Tolak Tawaran Barter dari AS

Minggu, 18/11/2018 08:20 WIB

Ankara - Pemerintah Turki menolak kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan penyelidikan pembunuh jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, meski Washington mengekstradisi Fethullah Gulen, yang disebut dalang kudeta yang gagal dua tahun lalu.

"Masalah deportasi Gulen, yang Turki telah lama menuntut harus diekstradisi, dan penyelidikan pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi adalah dua masalah terpisah," kata pejabat Turki menurut Reuters.

"Turki tidak ingin menghentikan penyelidikan terhadap Khashoggi sebagai imbalan atas deportasi Fethullah Gulen. Kami tidak berniat melakukan intervensi dalam penyelidikan Khashoggi untuk keuntungan politik atau hukum apa pun," sambungnya.

Sebelumnya, NBC News menyebutkan  Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana mengesktradisi Gulen untuk membujuk presiden Turki Recep, Tayyip Erdogan untuk mengurangi tekanan pada Riyadh dalam kasus Khashoggi. Namun, hanya berselang beberapa hari laporan itu ditepis.

Presiden Trump mengatakan Washington tidak memiliki rencana mengekstradisi Fethullah Gulen, seorang pemuka agama Turki yang disebut dalang kudeta di Ankara dua tahun yang lalu.

"Tidak, kami tidak sedang dipertimbangkan," kata Trump pada Sabtu (17/11).

 

 

TERKINI
Jumlah Pengangguran di Indonesia Turun jadi 7,2 Juta Orang Industri Pengolahan jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I BKSAP DPR Harap Kerja Sama dengan Zimbabwe Beri Manfaat di Berbagai Bidang SKK Migas Komit Optimalkan Manajemen Rantai Pasok