Mengenang Annelies dalam Bunga Penutup Abad

Minggu, 18/11/2018 06:05 WIB

Jakarta - Dalam pementasan teater Bunga Penutup Abad masih menghadirkan pemain yang berdedikasi dalam aktingnya dan telah membuktikan kemampuannya di panggung teater. 

Kembali menampilkan beberapa pemain sebelumnya yaitu aktor terbaik Indonesia Reza Rahadian sebagai Minke, Lukman Sardi sebagai Jean Marais, Chelsea Islan sebagai Annelies serta pemain cilik berbakat, Sabia Arifin sebagai May Marais. Dan yang semakin membuat penasaran adalah sosok Nyai Ontosoroh akan diperankan oleh Marsha Timothy, setelah tahun lalu diperankan Happy Salma.

Pementasan ini juga masih merupakan kolaborasi antara Wawan Sofwan sebagai sutradara dan Happy Salma sebagai produser.

Happy Salma mengatakan ia sangat antusias dan senang, dalam pertunjukan kali ini, terdapat pergantian pemain yang akan memberikan kesegaran, bahwa sebuah peran bukan hanya milik atau diidentikkan pada seorang aktor.

Mereka bebas diinterprestasikan, diolah dan dimainkan oleh setiap aktor dalam gaya pemeranan yang berbeda. Lebih lagi, sebagaimana kita tahu, karya seni selalu memiliki banyak pintu kemungkinan dalam menafsirnya.

"Harapan saya, semoga lewat tafsir yang kami sajikan pertunjukan ini mampu memberi ruang yang baik bagi penonton yang terhormat, karena pada akhirnya penonton pulalah yang menjadi bagian dari pertunjukan ini,” ujar Happy yang juga Founder Titimangsa Foundation.

Bunga Penutup Abad ini berkisah mengenai kehidupan Nyai Ontosoroh dan Minke setelah kepergian Annelies ke Belanda. Nyai Ontosoroh yang khawatir mengenai keberadaan Annelies, mengutus seorang pegawainya untuk menemani kemana pun Annelies pergi, bernama Robert Jan Dapperste atau Panji Darman.

Kehidupan Annelies sejak berangkat dari pelabuhan Surabaya dikabarkan oleh Panji Darman melalui surat-suratnya yang dikirimkan pada Minke dan Nyai Ontosoroh.

Surat-surat itu bercap pos dari berbagai kota tempat singgahnya kapal yang ditumpangi Annelies dan Panji Darman. Minke selalu membacakan surat-surat itu pada Nyai Ontosoroh.

Surat demi surat membuka sebuah pintu nostalgia antara mereka bertiga, seperti ketika pertama kali Minke berkenalan dengan Annelies dan Nyai Ontosoroh, bagaimana Nyai Ontosoroh digugat oleh anak tirinya sampai akhirnya Annelies harus dibawa pergi ke Belanda berdasarkan keputusan pengadilan putih Hindia Belanda.

Cerita berakhir beberapa saat ketika Minke mendapatkan kabar bahwa Annelies meninggal di Belanda. Minke yang dilanda kesedihan kemudian meminta izin pada Nyai Ontosoroh untuk pergi ke Batavia melanjutkan sekolah menjadi dokter.

Ke Batavia, Minke membawa serta lukisan potret Annelies yang dilukis oleh sahabatnya Jean Marais. Minke memberi nama lukisan itu, Bunga PenutupAbad.

Pementasan ini juga didukung oleh orang-orang yang berdedikasi di bidangnya yaitu Happy Salma sebagai Produser, Wawan Sofwan sebagai Sutradara, Iskandar Loedin (pimpinan Artistik), Deden Jalaludin Bulqini (penata multimedia), Ricky Lionardi (penata musik) dan Deden Siswanto (penata kostum).

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya