KKP: Ekspor Patin ke AS dan Eropa Terbuka Lebar

Kamis, 25/10/2018 16:55 WIB

Jakarta – Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rifky Efendi Hardijanto menyebut potensi pasar ikan patin Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk Indonesia terbuka lebar.

Pasalnya, pasar tersebut kini mengalami kekosongan setelah mulai ditinggalkan oleh Vietnam. Dan dengan pemanfaatan Integrated Cold Storage (ICS), diharapkan mampu mendongkrak industrialisasi ikan patin nasional.

“Pangsa pasar ikan patin Amerika dan Eropa besar. Dan saat ini pasar itu kosong karena mulai ditinggalkan oleh Vietnam. Makanya ini potensi besar bagi Indonesia untuk mengisi kekosongan itu,” kata Rifky pada Kamis (25/10) di Jakarta lewat siaran pers.

Bicara sejarah, lanjut Rifky, 20 tahun lalu Vietnam mencanangkan menjadi produsen patin dunia, yang mampu mengisi pasar patin dunia. Namun sayang, seiring berjalannya waktu, Vietnam gagal menjaga kualitas.

Sehingga, pasar AS dan Eropa tidak lagi mengimpor patin dari Vietnam. “Tentu saja ini peluang buat Indonesia, untuk garap pasar Amerika dan Eropa,” jelasnya.

Sementara untuk skala produksi, Vietnam mampu menghasilkan patin sebanyak 1,195 juta ton per. Sedangkan Indonesia baru 437 ribu juta ton per tahun. Terlebih, ekspor patin nasional belum terlampau tinggi untuk memenuhi kebutuhan nasional.

“Ke depan bukan hanya kita produksi untuk konsumsi dalam negeri saja, tapi lebih kita tingkatkan lagi yang berorientasi untuk ekspor,” ujarnya.

Untuk menuju target ekspor, Indonesia tak bisa hanya mengandalkan produksi, melainkan juga industri. Karena itu, dengan memanfaatkan ICS, produk bisa langsung diekspor, karena ICS memiliki unit processing cold storage.

“Dengan ICS produk yang keluar sudah bisa langsung kita ekspor,” tuturnya.

Menurut keterangan Rifky, daerah produsen patin terbesar di Indonesia saat ini, masih dipegang oleh wilayah Sumatera yang menyumbang 68,07 persen produksi patin nasional, diikuti Riau 8,14 persen, Kalimantan Selatan (10,06 persen), Kalimantan Tengah (8,81 persen), Jambi (6,43 persen), Jabar (6,4 persen).

“Untuk itu, daerah-daerah produsen atau sentra patin akan terus kami maksimal, dengan memaksimalkan ICS nya sehingga ekspor patin nasional bisa terus kita tingkatkan,” paparnya.

Branding pun tak kalah penting menurut Rifky. Rencananya, patin nasional yang akan diberi nama `Indonesia Pangasius` atau `Patin Indonesia` akan diluncurkan pada pameran di Dubai akhir bulan ini.

“Branding itu penting, jika patin Vietnam namanya Dori Fish, Patin kita namanya Indonesia Pangasius. Pangasius sendiri diambil dari nama Pangasius hypophthalmus nama ilmiah dari ikan patin sendiri,” tandasnya.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya