Selasa, 18/09/2018 22:01 WIB
Jakarta - Di Indonesia masih terdapat 1000-5000 ribu angka kematian bayi karena diare. Penyebab diare selain karena rotavirus adalah bakteri atau amuba.
Selama ini oralit efektif mengatasi dehidrasi dan menurunkan mortalitas, namun tidak mengurangi lama dan beratnya diare.
Masih diperlukan terapi lain untuk mengurangi lama, beratnya, dan berulangnya diare. Menurut Pakar Kesehatan Anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A(K) penyakit diare ialah jehilangan cairan yang bukan cairan biasa karena bersama elektrolit yang vital bagi tubuh.
"Selama ini pengobatan ialah dengan mengganti cairan yang sama, biasanya oralit. Kehilangan zinc, kerusakan usus (jonjot usus) apabila usus bisa menyerang maka ususnya juga kena dan akan ehilangan zat-zat yang ada di jonjot usus.
Polisi Ungkap Motif Pengasuh Aniaya Balita Usia 3 Tahun
Zinchenko dan White Adu Mulut, Arteta Malah Girang
Dokter Sebut Air Galon Guna Ulang Aman untuk Ibu Hamil dan Balita
Jika masih bayi, terapi bisa dilanjutkan dengan pemberian ASI atau MPASI saat diare dan penambahan suplementasi zinc. Pemberian zinc pada anak menurut rekomendasi WHO diberikan selama rentang 10-14 hari.
"Pentingnya pemberian zinc dalam tubuh anak dengan yang panjang 10 hari akan menghambat diare selama dua sampai tiga bulan ke depan serta menurunkan keparahan diare," paparnya dalam diskusi bertajuk Intervensi Zat Gizi Mikro dalam upaya Pencegahan Stunting di Jakarta, Selasa (18/9).
Tak kalah penting, lanjut dr Ariani ialah memberikan edukasi bagi orang tua untuk mencegah anak kena diare, baik dari makanan maupun sanitasi yang baik.