Prihatin Abrasi, Tim Kirab Ansor Tanam 1.000 Mangrove di Merauke

Sabtu, 15/09/2018 22:35 WIB

MERAUKE - Menjelang dimulainya Kirab Satu Negeri, tim Gerakan Pemuda Ansor menggelar aksi sosial dengan penanaman 1.000 bibit mangrove. Sasaran penanaman mangrove adalah di pinggir Kali Maro, Desa Sirapu, Merauke, Papua.

Sekitar pukul 17.00 Waktu Indonesia Timur (WIT), Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas bersama Ketua PW Ansor Papua Amir Madubun, Ketua PC GP Ansor Merauke Syahmuhar M Zein Ongeo Gebse, dan sejumlah pengurus pusat tiba di pelabuhan kecil di kawasan Gudang Arang.

Selanjutnya tim didampingi sejumlah anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dan ibu-ibu Muslimat NU Merauke bertolak ke lokasi. Dengan menumpang perahu motor, perjalanan menuju lokasi ditempuh sekitar 30 menit.

Setiba di lokasi, tim Kirab Satu Negeri kemudian langsung melakukan acara penanaman karena matahari sudah menjelang tenggelam.

Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas memulai penanaman perdana bibit mangrove atau dalam bahasa setempat disebut yobe-yobe. Secara berkelanjutan, penanaman dilakukan oleh Ketua PW Ansor Papua Amir Madubun.

"Kami berharap melalui penanaman mangrove ini bisa mengurangi abrasi dan ikut menjaga alam Indonesia agar bisa terus lestari hingga anak cucu kita," ujar Gus Yaqut, sapaannya, Sabtu (15/9/2018).

Senada dengan Gus Yaqut, Ketua PC GP Ansor Merauke Syahmuhar M Zein Ongeo Gebse mengatakan, penanaman mangrove sudah mulai digalakkan masyarakat ujung timur Indonesia beberapa waktu terakhir. GP Ansor juga terlibat dalam upaya menjaga kelestarian Sungai Maro dari abrasi dengan penanaman bibit mangrove.

Selain penamaman mangrove, ujar Gus Yaqut, ada beberapa kegiatan sosial dalam rangka memeriahkan rangkaian Kirab Satu Negeri.

Di antaranya adalah bersih-bersih pantai serentak di seluruh Indonesia, menjahit 1.945 meter bendera Merah Putih di tanah kelahiran Ibu Fatmawati, deklarasi Guru Tua sebagai Pahlawan Nasional, napak tilas perjuangan para pahlawan dan ulama, berbagai kegiatan dialog kebangsaan, bakti sosial, perlombaan, pentas kesenian, memberi makan kucing jalanan hingga rekor MURI pembentangan Bendera Merah sepanjang 1.500 meter di perbatasan Indonesia dan Papua Nugini.

Kegiatan-kegiatan itu digelar di daerah-daerah yang dilintasi tim Kirab Satu Negeri yang membawa Bendera Merah Putih dari empat titik terluar lain, yakni Sabang, Nunukan, Miangas, dan Rote.

Gus Yaqut mengatakan, Kirab Satu Negeri digelar untuk semakin menguatkan ikatan konsensus kebangsaan. Dia menilai, kirab bertema Bela Agama, Bangsa, Negeri ini akan efektif untuk mematahkan upaya sekelompok orang atau pihak yang tengah berupaya merusak tatanan kehidupan masyarakat Indonesia.

Keberagaman suku, adat, bahasa dan agama, tandas Gus Yaqut, harus dijadikan modal berharga untuk menciptakan kerukunan dan meneruskan pembangunan.

"Ini adalah ikhtiar kecil GP Ansor untuk mempersatukan bangsa yang akhir-akhir ini menunjukkaan adanya benih perpecahan," ujarnya, Sabtu (15/9) sore.

Selain diikuti 1 juta kader Ansor di seluruh Indonesia, Kirab Satu Negeri juga melibatkan masyarakat umum, sejumlah tokoh nasional, tokoh lokal, dan berbagai komunitas lintas agama maupun budaya. Komunitas yang terlibat sejak pelepasan di lima titik terluar hingga puncak acara di Kota Yogyakarta pada 26 Oktober mendatang mencapai 1.000, sedang ormas sekitar 100.

TERKINI
`Sleeping Beauties: Reawakening Fashion` Jadi Tema Met Gala 2024, Apa Maknanya? Madonna Pecahkan Rekor Gelar Pesta Dansa yang Dihadiri 1,6 Juta Penggemar Sederet Selebriti Gelar Afterparty Met Gala 2024, Usher hingga Beyonce! Kini Bertubuh Langsing, Kelly Osbourne Bantah Pakai Ozempic