Ini yang Bikin Hambatan Program Bayi Tabung di Indonesia

Minggu, 02/09/2018 10:40 WIB

akarta - Salah satu terapi kesuburan yang telah terbukti dan teruji selama lebih dari 40 tahun adalah proses In Vitro Fertilization (IVF) yang juga dikenal dengan program bayi tabung.

Louis Brown, bayi lahir hidup pertama melalui teknologi IVF di dunia, adalah salah satu contoh keberhasilan program bayi tabung. Louis menjadi bukti efikasi dan keamanan teknologi IVF dari masa ke masa.

Kelahiran dari proses bayi tabung memiliki tingkat kesehatan sama baiknya dengan bayi yang lahir melalui proses pembuahan normal dan alami.

Teknologi IVF saat ini telah berkembang pesat dan Indonesia diakui di dunia sebagai salah satu kontributor yang penting tidak hanya dari jumlah populasi tetapi dari sisi ilmiah dan teknologi.

Masih banyaknya pasien yang keluar negeri adalah pekerjaan rumah yang perlu dilakukan bersama untuk meyakinkan bahwa standar layanan di Indonesia cukup tinggi dengan pengawasan yang ketat dari pemerintah dan PERFITRI/POGI.

Presiden PERFITRI dr. Budi Wiweko, SpOG mengatakan di Indonesia, program IVF telah ada sejak tahun 1988 dan telah teruji keberhasilan dan keamanannya.  

Bahkan, Berdasarkan data dari PERFITRI REGISTRY 2017, program IVF memiliki tingkat keberhasilan yang mencapai 29 persen. Hal ini setara dengan data Internasional dimana rata-rata keberhasilan pregnancy rate sebesar 25-30 persen.

Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam keberhasilan program IVF adalah faktor usia. Semakin dini proses bayi tabung dilakukan maka probabilitas memiliki keturunan akan semakin besar.

"Tingkat keberhasilan program bayi tabung dapat mencapai hingga 40 persen apabila dilakukan di bawah usia 35 tahun, wanita yang lebih muda biasanya memiliki telur yang lebih sehat dan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dan akan semakin rentan di atas usia tersebut”, tutur Dr. Budi.

Dampak dari tingginya jumlah pasien yang berobat keluar negeri mengakibatkan besarnya uang yang keluar dari Indonesia untuk mengobati masalah kesuburan.

Hal ini perlu disadari oleh pemerintah, masyarakat dan juga para ahli untuk bersama-sama memperbaiki kepercayaan publik terhadap layanan kesehatan lokal.

Hal yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana regulasi yang telah dikeluarkan Kementerian Kesehatan melalui Peraturan Pemerintah nomor 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi Reproduksi Berbantu, dapat membantu perkembangan IVF di Indonesia dengan mempertimbangkan aspek etis, moral dan agama.

Salah satu hambatan bagi pasien dengan masalah kesuburan adalah karena kurangnya sistem rujukan yang mapan serta jumlah dan lokasi klinik.

Padahal saat ini tercatat ada 32 klinik fertilitas yang menawarkan terapi kesuburan melalui teknologi IVF, dan tersebar di beberapa kota besar di Indonesia seperti: Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Magelang, Surakarta, Denpasar, Medan, Pekanbaru, Padang, Makassar, dan Pontianak. Semua layanan ini berada dalam pengawasan Kementerian Kesehatan dan PERFITRI dalam kepatuhan terhadap standar kerja.

Dalam kesempatan yang sama, Evie Yulin selaku Biopharma Director Merck Indonesia mengatakan Merck sebagai salah satu pemimpin pasar global untuk terapi kesuburan, memiliki komitmen untuk dapat membantu mewujudkan impian setiap pasangan memiliki keturunan.

Diperkirakan hingga saat ini Merck telah berhasil membantu kelahiran 2,5 juta bayi di dunia melalui program bayi tabung/IVF.

"Melihat kondisi kurangnya pemahaman masyarakat terkait proses dan program IVF, kami bekerja sama dengan PERFITRI untuk mensosialisasikan solusi infertilitas dan program bayi tabung di Indonesia," ujar Evie.

Untuk menjangkau lebih banyak pasangan di Indonesia, komitmen Merck tentunya tidak berhenti di sini. Merck  bersama dengan PERFITRI telah menyiapkan satu situs yang dapat diakses oleh masyarakat dan berisi informasi lengkap tentang infertilitas, dan langkah apa yang sebaiknya dilakukan untuk mendapatkan anak.

Merck juga terus berinovasi meningkatkan teknologi untuk membuat perawatan menjadi lebih mudah, lebih aman, dan lebih nyaman dan yang paling penting, mampu membantu pasangan mewujudkan impian mereka memiliki bayi dan memastikan masa depan masyarakat.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya