Jum'at, 24/08/2018 13:46 WIB
Tehran - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qassemi membujuk Amerika Serikat (AS) bergabung kembali dengan anggota Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) atau perjanjian nuklir yang tersisah.
Menurut Qasimi, kembali pada kesepatakan nuklir Iran adalah pilihan terbaik bagi Gedung Putih
Presiden AS, Donald Trump, kata Qassemi tidak akan dapat menerapkan semua kebijakan yang direncanakannya. Pasalnya, Paman Sam sudah "terisolasi" menyusul keluar dari kesepatan nuklir itu.
Pengacara Warga As yang Ditangkap di Australia Tanpa Sadar Bekerja dengan Peretas China
Filipina Serukan Pengusiran Diplomat China saat Ketegangan di Laut Cina Selatan Meningkat
ESDM Tangkap WNA China Karena Pertambangan Ilegal
Ia juga mengatakan, negara-negara Uni Eropa harus memperbaiki kebijakan Trump soal Iran dan menasihatinya soal kebijakan Asia dan Timur Tengah.
Rusia dan Tiongkok juga harus meyakinkan presiden AS untuk tetap berpartisipasi dalam perjanjian nuklir.
"Trump harus menyadari bahwa kembali ke perjanjian nuklir adalah pilihan terbaiknya. AS harus mencabut sanksi-sanksinya, karena manuver politik seperti itu hanya merusak reputasinya," tandas Qassemi.
Pada 2015, Iran menandatangani perjanjian nuklir dengan kelompok negara P5 + 1 (lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman).
Namun, pada bulan Mei tahun ini, Trump secara sepihak menarik AS dari perjanjian itu, yang disebutnya sebagai "kesepakatan terburuk yang pernah ada".
Washington kemudian memberlakukan sanksi ke Iran yang menargetkan sektor perbankan negara itu.
Sanksi tersebut dimaksudkan untuk menghalangi perolehan mata uang AS oleh Teheran; perdagangan logam mulia; transaksi bank dalam mata uang Iran; kegiatan yang terkait dengan utang Iran; dan sektor otomotif negara.(aa)
Keyword : Iran Amerika Serikat Uni Eropa China