ITS Buka Bidang Studi Supply Chain

Kamis, 05/07/2018 17:12 WIB

Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan program baru yaitu Program Magister Manajemen Teknologi (MMT) dengan bidang keahlian Supply Chain Management. Pembukaan bidang studi baru tersebut diresmikan langsung oleh Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana, di Auditorium Sinar Mas, Departemen Teknik Industri ITS, Kamis (5/7).

Kepala Departemen Manajemen Teknologi, Prof Ir I Nyoman Pujawan PhD, menjelaskan bahwa pembukaan bidang studi baru ini bertujuan untuk mengisi kekurangan tenaga profesional pada bidang logistik dan supply chain.

Menurut Nyoman, perubahan teknologi yang terjadi dewasa ini juga merambah pada model bisnis dan konfigusasi pihak-pihak yang terlibat.

Hal-hal seperti transaksi digital, penggunaan robot cerdas, aplikasi cloud, printer tiga dimensi, dan berbagai perangkat yang berbasis kecerdasan tentu menyebabkan berubahnya keahlian manusia yang dibutuhkan.

“Oleh karena itu kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan kerja saat ini dan masa mendatang,” terang guru besar bidang Supply Chain ITS tersebut lewat siaran pers.

Nyoman mengakui pembukaan bidang studi ini termasuk terlambat di ITS, karena sebelumnya ITS sudah memiliki enam orang dosen yang ahli dalam bidang supply chain. Untuk mengimbangi keterlambatan tersebut, Nyoman menjelaskan saat ini tengah diusahakan agar bidang studi ini bisa berkembang pesat.

“Saat ini sedang diupayakan kerjasama program double degree dengan Chongqing University China, student exchange, dan permintaan tenaga pengajar dari kampus luar negeri,” paparnya.

Sementara Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana dalam sambutan peresmiannya mengatakan bahwa adanya bidang studi baru terkait supply chain  di ITS ini sangat relevan dalam menjawab tantangan logistik di Indonesia.

Kondisi geografis Indonesia kerap kali menjadi masalah dalam disparitas harga, oleh karena itu perbaikan dalam hal logistik sangat diperlukan.

“Dengan adanya bidang keahlian baru ini harapannya bisa membantu negara Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan logisitik,” terang Joni.

Joni menambahkan pemahaman logistik dan supply chain ini akan sangat membantu dalam mengantisipasi disruptif teknologi yang mampu mengubah wajah ekonomi, sosial dan finansial di Indonesia.

“Harapannya, kurikulum yang disusun untuk bidang studi ini bisa lebih adaptif dalam perkembangan jaman sekarang,” tandasnya.

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati