Kamis, 05/07/2018 11:06 WIB
Wina - Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan, negaranya akan berdiri teguh terhadap ancaman Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan pengiriman minyak Iran. Dalam pernyataan yang dirilis pada Rabu, ia memperingatkan konsekuensi dari keputusan tersebut.
"Amerika mengatakan mereka ingin mengurangi ekspor minyak Iran ke nol. Ini menunjukkan mereka belum memikirkan konsekuensinya," kata Rouhani seperti dikutip oleh kantor berita negara IRNA pada saat kunjungan resmi ke Wina.
Sehari sebelumnya, Rouhani pernyataan serupa. Ia mengatakan, Iran dapat mengganggu ekspor regional jika minyaknya berhenti diimpor setelah Presiden AS Donald Trump pada Mei keluar dari kesepakatan nuklir yang ditandatangani dengan kekuatan dunia dan Uni Eropa.
Ditandatangani pada tahun 2015, kesepakatan penting itu dimaksudkan untuk mencabut sanksi terhadap Iran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya.
Pertumbuhan Sektor UMKM Butuh Pemberdayaan yang Berkelanjutan
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Sejak menarik diri dari kesepakatan itu, Washington mengatakan kepada seluruh negera agar segera menghentikan semua impor minyak Iran dari 4 November, atau menghadapi langkah-langkah keuangan AS.
Para pejabat Iran sebelumnya mengancam akan memblokir Selat Hormuz, rute pelayaran utama sebagai pembalasan atas tindakan AS.
Negara-negara penandatangan lainnya saat ini bersama Rouhani di Wina untuk mendiskusikan bagaimana kesepakatan itu dapat dipertahankan.
Sejumlah negera itu, termasuk Uni Eropa berjanji akan menjaga kesepakatan 2015 agar tetap hidup dengan mencoba untuk menjaga agar minyak dan investasi Iran mengalir. Tetapi mereka mengakui, bahwa sanksi akan membuat sulit untuk memberikan jaminan Teheran.
Sebelumnya pada Rabu, seorang pejabat senior minyak Iran mengatakan tekanan Trump pada perusahaan internasional untuk tidak membeli minyak Iran akan mendorong harga lebih tinggi dan akhirnya melukai ekonomi AS. (Al Jazeera)
Keyword : Iran Amerika Serikat kesepatan nuklir ekonomi