Kemlu AS Enggan Ubah Frasa "Tekanan Maksimum"

Rabu, 06/06/2018 11:30 WIB

Washington – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Amerika Serikat enggan mengganti frasa `tekanan maksimum` dalam rangka menekan denuklirisasi Korea Utara. Istilah itu akan tetap digunakan Gedung Putih, hingga Korut atau disebut pula DPRK menunaikan janjinya.

“Tak usah terjebak dalam hal yang terlalu rinci. Kampanye tekanan maksimum, apapun kalian sebut itu, akan tetap dipertahankan,” ujar juru bicara Menlu AS Heather Nauert pada Rabu (6/6) pagi.

Dilansir dari Xinhua, Presiden AS Donald Trump sebelumnya sempat mengatakan tidak menyukai istilah tersebut. Dia beralasan hubungan AS dan Korut sudah semakin membaik, terutama jelang KTT bersejarah di Singapura kurang dari satu minggu ke depan.

“Kami tidak akan menarik kampanye tersebut, sampai DPRK menunaikan komitmennya untuk mendenuklirisasi. Itu merupakan hal yang konsisten di pemerintahan ini,” jelas Nauert.

Nauert menambahkan, sampai saat negosiasi AS dan Korut terkait denuklirisasi masih terus digodok oleh kedua negara di Panmunjom dan Singapura. Diharapkan ada solusi kongkrit untuk menyudahi ketegangan AS-Korut.

“Pembicaraan sedang berlangsung. Jika Anda ingin menyebut itu agresif atau damai, sah-sah saja. Yang terpenting kebijakan kami masih sama,” tegasnya.

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati