AS Tolak Resolusi PBB yang Melindungi Warga Palestina

Sabtu, 02/06/2018 11:30 WIB

Washington - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menentang resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) yang menyerukan PBB melindungi warga sipil Palestina, dan menjadi satu-satunya negara mengutuk Hamas atas kekerasan baru-baru ini di Jalur Gaza.

Sepuluh negara, termasuk Rusia dan Perancis, memberikan suara mendukung resolusi yang disponsori Kuwait pada Jumat kemarin, empat lainnya, Inggris Polandia, Belanda dan Ethiopia abstain, sementara AS, sekutu utama Israel, adalah satu-satunya negara yang menentangnya.

Resolusi, yang direvisi tiga kali dan dikatakan telah "diperas", sebelumnya menyerukan perlindungan internasional untuk rakyat Palestina. Draft akhir menyerukan langkah-langkah untuk menjamin keselamatan dan perlindungan penduduk sipil Palestina di Wilayah Pendudukan Palestina, termasuk di Jalur Gaza".

Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, menggambarkan draft tesebut berat sebelah, sebab menyalahkan sebagian besar penderitaan rakyat Palestina atas gerakan Hamas di Jalur Gaza.

Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Hanan Ashrawi mengatakan,  AS sekali lagi menunjukkan "kesetiaan buta kepada Israel dan mencoba untuk membebaskannya dari segala kesalahan meskipun ada pelanggaran yang tidak disengaja, pembantaian yang disengaja dan pembunuhan yang disengaja dan perang kejahatan.

"Dengan hak vetonya, Amerika Serikat sekali lagi berusaha untuk membenarkan pelanggaran hukum dan kekejaman pendudukan militer Israel, sementara memberikan Israel perlindungan hukum dan politik untuk mengejar serangan terhadap rakyat Palestina dan pada hukum internasional dan hukum humaniter internasional," katanya. (Al Jazeera)

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati