Jum'at, 01/06/2018 11:35 WIB
Jakarta - Momentum Hari Lahir Pancasila, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan perang melawan mafia pangan. Itu disampaikan usai menjadi Inspektur Upacara dalam Memperingati Hari Kelahiran Pancasila, di Lapangan Kementan, Jakarta, Jumat (1/6).
"Bertepatan dengan hari Lahir Pancasila ini, saya serukan perangi mafia pangan. Tutup perusahaan nakal, dan buka pintu lebar lebar bagi perusahaan dan investor yang profesional dan berintegritas," ujar Amran.
Amran menyebutkan, banyak ditemukan anomali dalam tata niaga bawang putih. Ada beberapa pihak mempermainkan harga sehingga merugikan konsumen dan petani. Aroma busuk mafia sudah tercium sejak awal. Hal ini terlihat dari tingginya marjin pelaku usaha.
Harga di China Rp5.600 perkg, harga bersih masuk Indonesia berkisar 8 hingga 10 ribu per kg, sedangkan harga di konsumen dipermainkan mahal pernah mencapai Rp45 hingga 50 ribu per kg.
ICW: Nurul Ghufron Diduga Salah Gunakan Wewenang hingga Perdagangkan Pengaruh
Sinergi Kementan-Kodim 1910 Malinau Tingkatkan Produksi dengan Perluas Areal Tanam Baru
Dewas KPK Nurul Ghufron Minta Pegawai Kementan Dimutasi ke Malang
"Ini kan setahun mereka bisa menangguk untung Rp19 triliun. Keuntungan ini sangat fantastik dinikmati segelintir orang dan menyengsarakan jutaan rakyat," terang Amran.
Indikasi permainan diduga juga terjadi pada pelaksanaan wajib tanam. Ini terkonfirmasi dari laporan staf Kementan yang berada di lapangan, disuap agar lolos tidak melakukan wajib tanam. Uang gratifikasi dari importir yang disogok ke staf Kementan, langsung disetor dan dilaporkan ke KPK.PT PTI memiliki kuota impor bawang putih dari China dan Taiwan sebesar 30 ribu ton. Kuota impor itu lalu dibagi-bagi PT Pertani kepada tiga perusahaan tersebut. Padahal ketiga perusahaan itu tidak memiliki kuota impor bawang putih.
Keyword : Kementan importir mafia pangan bawang putih