Lebih dari 30 Persen Anak Indonesia Mulai Merokok
Kamis, 10/05/2018 02:01 WIB
Surabaya - Dalam menyambut peringatan Hari Tanpa Tembakau sedunia pada tanggal 31 Mei 2018 nanti, Indonesia Conference on Tobacco or Health (ICTOH) ke-5 membahas persoalan bahaya tembakau, khususnya anak.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), diwakili oleh Deputi Tumbuh Kembang Anak Lenny Rosalin menjadi salah satu pembicara didalam konfrensi tersebut.
Ia menyatakan pentingnya melindungi
anak dari bahaya
rokok adalah salah satu investasi untuk membangun generasi bangsa yang sehat dan berkualitas.
Anak sebagai kelompok paling rentan dalam komposisi masyarakat, dijadikan target menguntungkan karena mudah untuk dipengaruhi, segmen pasar luas, memiliki usia yang masih panjang dan memiliki loyalitas terhadap merk yang mereka sukai.
Saat ini, lebih dari 30 persen
anak Indonesia mulai me
rokok, dengan usia kurang dari 10 tahun (Atlas Pengendalian Tembakau ASEAN), hal ini harus segera diatasi sebelum menjadi bencana demografi.
“Kemen PPPA fokus pada upaya pencegahan karena usia pe
rokok yang semakin muda dan semakin banyak pula. Hal ini sejalan juga dengan tujuan akhir Idola (Indonesia Layak Anak) tahun 2030 nanti,” ujar Lenny.
Dalam rangka menuju Idola tersebut, diperlukan perubahan paradigma dalam pembangunan generasi muda, saat ini diperlukan usaha yang holistik, integratif dan berkelanjutan.
Anak bebas dari
rokok merupakan salah satu tujuan dari Kota Layak Anak sebagai salah satu model perlindungan
anak integratif. Bebas dari
rokok, berarti
anak benar-benar tidak terpapar asap, iklan, promosi dan sponsor
rokok.
Pencegahan dapat kita lakukan dengan strategi “intervensi” melalui lima (5) target utama, yakni:
1. Langsung ke Anak, via penguatan peran Forum Anak sebagai pelopor dan pelapor sudah mencakup dalam Forum Anak di 34 provinsi dan 414 kab/kota
2. Via Keluarga melalui PUSPAGA di 4 provinsi dan 36 kab/kota serta melalui Keluarga pelopor dan pelapor
3. Via Sekolah melalui Sekolah Ramah Anak, di 8.061 sekolah
4. Via Lingkungan, melalui peer group
anak5. Via Region/Wilayah, sudah di 389 kab/kota
Pencegahan pengaruh
rokok pada
anak, keluarga maupun masyarakat harus didukung dengan materi komunikasi, informasi dan edukasi yang ramah keluarga dan
anak sehingga mudah untuk dipahami dan meredam keinginan untuk mencoba
rokok.
“Peran serta masyarakat dari seluruh elemen, baik pusat maupun didaerah, harus bergerak bersama-sama mencegah
anak terpapar asap maupun adiksi
rokok, serta memberhentikan yang sudah dalam adiksi
rokok. Terutama peran keluarga, menjadi kunci untuk tumbuh kembang
anak yang bebas dari
rokok," imbuh Lenny.
TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024
Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin
Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya
Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati