Senin, 30/04/2018 15:10 WIB
Pontianak - Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dipimpin Daniel Johan meninjau kawasan sayuran daun di Sungai Selamat Desa Siantan Ilir Pontianak Utara yang digarap Kelompoktani Bunga Khatulistiwa seluas 15 hektare, Senin (30/4).
Saat ini ada 200 hektare lahan sayuran di Kota Pontianak. Kondisi lahan yang sebagian besar rawa gambut ternyata sangat cocok ditanami aneka jenis sayur dan buah seperti cabai, sawi, slada, bawang merah, nenas dan jeruk.
"Kalimantan khususnya Kalbar potensial untuk dikembangkan aneka sayur dan buah," ujar Daniel.
"Selain sayuran, kita punya jeruk lokal yang sudah sangat terkenal dan melegenda yaitu Jeruk Siem Sambas atau Jeruk Pontianak yang kualitasnya lebih baik dibanding jeruk impor."
Komisi XIII DPR Dorong Penerapan Nilai-nilai HAM dalam Kurikulum Pendidikan
Baleg DPR Usul KPU Jadi Lembaga Adhoc
UU Pelarangan UNRWA Perparah Krisis Pengungsi Palestina
DPR mengapresiasi kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) dalam memacu produksi sayuran dan buah di Kalimantan Barat (Kalbar).
"Kita dukung upaya Kementan untuk menjadikan Kalbar sebagai sentra buah dan sayuran serta mendorong ekspor, terutama di kawasan perbatasan dengan Malaysia", kata Daniel.
Kabupaten Sanggau, Kapuas Hulu, Bengkayang, Sintang dan Sambas merupakan daerah perbatasan Malaysia yang potensial dikembangkan sayuran dan buah. DPR meminta pemerintah menjamin ketersediaan pupuk dan benih sayur yang terjangkau bagi kelompok tani hortikultura.
"Terus terang kami masih menerima keluhan dari petani terkait masalah benih dan pupuk ini," ungkap Daniel.
Sebagai contoh di kelompok Bunga Khatulistiwa, dari kebutuhan pupuk sayuran 320 ton hanya terealisasi 10 ton karena masih diprioritaskan untuk tanaman pangan.
Benih sayuran seperti sawi dan kailan saat ini masih diimpor dari China. Untuk jenis bayam, kangkung dan sayur lokal, benihnya sudah bisa dipenuhi dari daerah setempat. Terkait dengan rehabilitasi jeruk untuk Kalbar khususnya di Sambas tahun anggaran 2018, DPR minta terus ditingkatkan dan mendesak supaya anggaran yang sudah ada segera direalisasikan.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Prihasto Setyanto, turut hadir mewakili Dirjen Hortikultura Kementan. Menurutnya, 2018 ini Direktur Jenderal Hortikultura mengalokasikan APBN lebih dari 38 Milia ke Kalbar khusus mendukung program pengembangan hortikultura."Kami memetakan Kalbar sebagai daerah potensial pengembangan buah-buahan tropis dan aneka sayuran," kata pria yang akrab dipanggil Anton ini.
"Kementerian Pertanian sangat concern meningkatkan produksi hortikultura di Kalbar. Khusus jeruk, sudah ditetapkan sebagai komoditas strategis nasional", terang Anton.
Data Dinas Pertanian setempat menyebutkan saat ini luas areal jeruk di Kalbar lebih dari 5.100 hektar. Untuk Cabai lebih dari 2.300 hektar. Nenas lebih dari 800 hektar. Petani di Mempawah bahkan sudah mulai menanam bawang merah meski baru 59 hektar jenis Bima Brebes.
Keyword : Kementan hortikultura Kalbar DPR