Iran Sebut Serangan Kimia di Suriah Akal-akalan Trump

Jum'at, 13/04/2018 09:05 WIB

Tehran - Asisten khusus Menteri Luar Negeri Iran untuk urusan politik, Hossein Jaberi Ansari mengatakan, dugaan serangan kimia di pinggiran Ghouta Timur Damaskus harus ditangani secara hukum. Hal itu disampaikan di sela-sela pertemuan dengan utusan khusus Presiden Rusia Vladimir Putin ke Suriah Alexander Lavrentiev.

"Mereka menggunakan isu senjata kimia untuk tujuan politik. Tidak dapat dibenarkan.  Amerika Serikat dan negara-negara lain ingin menyerang pemerintah Suriah dengan memunculkan isu-isu itu," kata Jaberi Ansari.

Ia mengatakan, negara-negara tertentu membuat upaya terus melemahkan keamanan dan stabilitas di Suriah melalui penyebaran berita palsu tentang serangan kimia.

"Permainan seperti itu selalu dimainkan ketika para teroris kalah. Kami tidak akan menerima permainan yang menyebabkan hambatan pada prosedur memulihkan stabilitas dan keamanan ke Suriah," kata diplomat tersebut.

Di tempat lain, ia mengatakan, posisi Republik Islam Iran, sebagai korban senjata kimia, selalu transparan dan jelas. Iran tidak akan pernah menerima penggunaan senjata kimia.

Dikutip dari Tehran Time, Pemerintah Suriah dengan keras menolak tuduhan bahwa mereka menggunakan senjata kimia. Hal itu disampaikan pada Sabtu (7/4) pekan lalu.

Selang dua hari, Presiden Donald Trump mengatakan, Amerika Serikat akan mengambil tindakan cepat sebagai pembalasan atas klaim serangan senjata kimia di Ghouta. Administrasi Trump menyebut Suriah dan mitra Rusia dan Iran memikul tanggung jawab langsung atas serangan kimia tersebut.

Pada Selasa (10/4), Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengecam tudingan Trump terhadap Iran berkaitan dengan dugaan serangan senjata kimia di Suriah. Ia mengatakan Iran sendiri telah menjadi korban serangan kimia Saddam Hussein pada 1980-an.

"Tudingan murahan Trump terhadap Iran, yang secara konsisten mengutuk penggunaan senjata kimia oleh siapa pun, juga menjadi korban dari penggunaannya oleh Saddam dengan dukungan Amerika Serikat, adalah munafik.

Pemerintah Rusia mendesak Amerika Serikat untuk menghindari mengambil tindakan militer sebagai tanggapan atas dugaan serangan kimia di Suriah.

"Saya akan sekali lagi memohon Anda untuk menahan diri dari rencana yang sedang Anda kembangkan," kata utusan PBB Moskow Vasily Nebenzia pada Selasa (10/4).

Nebenzia memperingatkan Washington bahwa mereka akan "bertanggung jawab" atas setiap "petualangan militer ilegal" yang dibawanya.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya