PBB Desak Israel Hentikan Kekerasan
Sabtu, 07/04/2018 18:44 WIB
Washington - PBB pada Jumat menyampaikan kekhawatirannya mengenai kekerasan militer Israel terhadap pendemo asal Palestina di Gaza, dan mendesak Tel Aviv untuk memperbolehkan pemrotes berunjuk rasa dengan damai, dan menahan diri untuk menindak dengan kekerasan.
Stephane Dujarric mengarakan bahwa
PBB terus-menerus dihujani laporan mengenai kekerasan. Dia pun mendesak semua pihak untuk menghindari konfrontasi.
Menurut dia, utusan
PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov telah menghubungi sejumlah pihak di
Jalur Gaza untuk menahan diri.
Mladenov juga secara khusus berbicara kepada
Israel, dan meminta Tel Aviv untuk tidak menggunakan kekerasan yang berlebihan, apalagi terhadap anak-anak.
Sejak Jumat pagi, ribuan warga
Palestina berkumpul di perbatasan timur
Jalur Gaza untuk berpartisipasi dalam demonstrasi anti-pendudukan.
Menurut Kementerian Kesehatan
Palestina, setidaknya tujuh warga
Palestina tewas ditembak tentara
Israel dari sisi lain perbatasan. Salah satu korbannya adalah seorang anak kecil.
Dua lainnya telah diidentifikasi sebagai Osama Khamis Qudeih, yang ditembak timur di Khan Younis di
Jalur Gaza selatan, dan Magdi Shabat, yang ditembak di pinggiran barat kota Gaza. Sedikitnya 1.070 warga
Palestina lainnya luka-luka, termasuk lima orang yang berada dalam kondisi kritis.
Sementara itu, demonstrasi pada 30 Maret untuk memperingati Hari Tanah telah menewaskan 21 warga
Palestina dan melukai 1.500 lainnya, ketika puluhan ribu warga Gaza berkerumun di perbatasan timur
Jalur Gaza - sekitar 45 kilometer dengan
Israel - menuntut hak mereka untuk kembali ke tanah leluhur mereka.
Aksi protes yang dijuluki "Great March of Return" dimaksudkan untuk menekan
Israel untuk menghentikan blokade Gaza yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade.
Israel telah mengerahkan ribuan pasukan di sepanjang perbatasan dan bertekad akan menggunakan kekerasan terhadap siapa saja yang mengancam "infrastruktur keamanan
Israel."
Di hari yang sama, Dewan Keamanan
PBB mengadakan pertemuan darurat untuk membahas situasi di Gaza dan menuntut "penyelidikan independen dan transparan" mengenai kekerasan
Israel, namun tidak menghasilkan apa-apa karena ditentang oleh Amerika Serikat. (AA)
TERKINI
Kerusakan Saraf di Punggung, Britney Spears Harus Terapi Akupunktur Setiap Hari
Komisi XI Nilai Kenaikan BI-Rate Antisipasi Pelemahan Rupiah
Komisi III Tinjau Kinerja Penanganan Kasus Anggaran Mitra Kerja di Lampung
Kolabs di Lagu `Florida!!!`, Florence Welch Puji Taylor Swift Membumi di Tengah Ketenarannya