Tiga Negara Kutuk Serangan Israel Saat Aksi Damai Gaza
Sabtu, 31/03/2018 13:56 WIB
Maroko - Perdana Menteri Maroko Saadeddine Al-Othmani bergabung dengan sejumlah pemimpin dunia dalam solidaritas Palestina di tengah serangan Israel terhadap warga sipil di Gaza.
Setidaknya 14 demonstran
Palestina menjadi martir dan 1.500 lainnya terluka dalam serangan terhadap demonstrasi damai. Seorang petani
Palestina juga menjadi martir ketika sebuah tembakan artileri
Israel menghantam tanahnya di
Jalur Gaza selatan.
"Menurut Kementerian Kesehatan
Palestina, 14 orang menjadi martir dan lebih dari 1400 orang terluka dalam bentrokan dengan
Israel Zionis. Kami menantikan hari ketika
Palestina akan mencapai kebebasan dan negara mereka merdeka ," cuit Al-Othmani melalui media sosial Twitter.
Dia juga menyampaikan belasungkawa bagi mereka yang tewas dalam serangan dan berharap pemulihan bagi yang terluka.
Sementara Kuwait juga mengutuk serangan terhadap demonstran
Palestina, demikian diungkapkan sumber resmi di kementerian luar negeri negara itu Jumat.
"Kuwait telah mengikuti, dengan perasaan duka, laporan tentang serangan brutal
Israel terhadap demonstran
Palestina yang bertentangan dengan resolusi internasional dan pelanggaran semua norma internasional," kantor berita resmi KUNA Kuwait mengutip sumber tersebut.
Laporan KUNA juga mengatakan Kuwait "meminta Dewan Keamanan PBB untuk memikul tanggung jawab historisnya dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional, dan memerangi segera praktik represif
Israel terhadap
Palestina."
Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Qatar mengeluarkan pernyataan yang mengecam keras serangan
Israel yang menggunakan peluru tajam dan mengatakan
Israel meningkatkan ketegangan melalui upaya militernya sebagai hal berbahaya dan melanggar perjanjian dan resolusi internasional.
Kecaman juga datang dari kementerian luar negeri Mesir dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit.
Seperti yang dilaporkan puluhan ribu warga Gaza berkumpul di perbatasan Timur sepanjang 45 kilometer (28 mil) dengan
Israel untuk menuntut hak mereka kembali ke rumah leluhur mereka di
Palestina yang bersejarah.
Israel mengerahkan ribuan pasukan di sepanjang perbatasan untuk mengantisipasi demonstrasi massa. Dijuluki "Great Return March", unjuk rasa itu juga dimaksudkan untuk menekan
Israel untuk mencabut blokade selama satu dasawarsa di Gaza.
Demonstrasi itu telah didukung oleh hampir semua faksi politik
Palestina, yang telah berulang kali menekankan sifat damai acara tersebut.
Sejak 2007,
Jalur Gaza telah menderita karena mengalami blokade
Israel/Mesir . Blokade itu melumpuhkan kawasan tersebut sehingga menghancurkan ekonomi masyarakat
Palestina. (AA)
TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album
Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan
Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis
Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya