Rabu, 28/03/2018 20:04 WIB
Jakarta - Dalam pelaksaan percepatan penurunan stunting tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan. Hal itu diakui oleh Menteri Kesehatan Prof.Dr.dr. Nila F. Moeloek dalam talkshow Stunting Summit 2018 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/3). "Masalah stunting harus diselesaikan secara holistik, tidak mungkin kami menyelesaikan sendirian. Bukan terus tiap ada masalah kesehatan pure dibebankan pada Kementerian Kesehatan," selorohnya.
Di daerah, lanjut Nila, masih terdapat persoalan dalam upaya pencegahan stunting. Antara lain persoalan gender dan pola asuh yang juga sangat berpengaruh. Perlu diketahui jika Stunting terkait dengan jumlah populasi, perubahan iklim, ketahanan pangan dan diversifikasi pangan.
Gus Halim: Platform LMS Metode Komplit bagi Pertumbuhan SDM Desa
DPR Dorong Kerja Sama Pengembangan Mata Uang Digital dengan Bank Sentral Spanyol
Legislator Ingatkan BPJS Kesehatan: Jangan Ada Batasan Rawat Inap
Stunting bukan saja membuat anak tidak tumbuh tinggi, tetapi pertumbuhan otak terganggu yang menghalangi pendidikan. Selain itu stunting juga menyebabkan penyakit degeneratif di usia produktif. Terdapat tiga faktor menurut Eko, mengapa stunting semakin menjadi ancaman: Ketidaktahuan, Infrasturuktur Dasar, dan Kemiskinan.
Dana desa digelontorkan salah satunya untuk penurunan stunting. Selama 3 Tahun yang dilakukan pendamping desa selain membangun infrastruktur juga untuk pertumbuhan ekonomi. "Kita juga membangun infrastruktur untuk meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia (108.000 unit MCK) yang idealnya 5 juta unit. Sumur air bersih sebanyak 30 ribu, air bersih 37 ribu unit, ditambah ribuan PAUD, Posyandu, dan Polindes.Di samping melakukan infrastruktur skala kota, PUPR juga membangun skala desa. Penyediaan air bersih dan sanitasi di masyarakat. Di lapangan bekerjasama dengan masyarakat setempat melalui sistem individual atau komunal.
Jangka panjang,Sri menegaskan pola padat karya yang sekaligus bisa menciptakan lapangan pekerjaan. "Yang harus diperhatikan: sanitasi dan air minum harus berpasangan, tidak jalan sendiri2. Pelibatan masyarakat termasuk aspek budaya jadi perhatian kita bersama," pungkasnya.