Lingkaran Wanita Muslim Nigeria Kecam Peredaran Boneka Seks

Senin, 05/03/2018 08:13 WIB

Jakarta - Pertemuan siswa Muslim wanita di Politeknik Negeri Lagos, bersama dengan pemerintah Zambia dalam Program Pencerahan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2018 mengecam boneka seks. Mereka meyebut temuan tersebut tidak berguna.

Acara yang diselenggarakan oleh Lingkaran Mahasiswa Muslim Nigeria menegaskan bahwa wanita memiliki peran lebih penting dalam keluarga dan masyarakat dari objek seks.

Baseerah Majekodunmi, yang memimpin acara tersebut, mengomentari masalah ini dan menegaskan bahwa wanita saat ini semakin dianggap sebagai objek belaka.

"Wanita abad ke-21 mengalami banyak ejekan di masyarakat, dan itu sangat mempengaruhi kedudukan sosialnya. Ia dipandang sebagai objek seks, hanya untuk memasarkan produk dan juga untuk memuaskan hasrat para hidung belang," keluhnya.

Pada saat yang sama, otoritas Zambia mengecam lebih keras terhadap masalah boneka seks tersebut. Inspektur Polisi Jenderal Kakoma Kanganja memperingatkan, setiap orang yang ditemukan memiliki benda-benda semacam itu akan dihukum sesuai dengan undang-undang negara. Demikian laporang Times of Zambia.

"Saya memperingatkan anggota masyarakat untuk mewaspadai Undang-Undang Zambia untuk menghindari konflik (dengan mereka). Sebagai polisi, kami akan menangani seperti undang-undang yang ditetapkan," katanya.

Menurut inspektur jenderal, memiliki boneka seks di Zambia dianggap sebagai pelanggaran berdasarkan Bagian 177 Bab 87, dihukum denda yang lumayan atau hukuman lima tahun penjara.

 

TERKINI
Legislator Ingatkan BPN Soal Pengawasan Kepemilikan Tanah Orang Asing di Bali Senator Filep: Pengelolaan Ruang Udara Sangat Berdampak bagi Daerah Ledia Hanifa: Digitalisasi Perpustakaan Permudah Masyarakat Mengakses Buku Jokowi Pastikan Pilkada Serentak 2024 Digelar Sesuai Jadwal