Menghitung Mundur Satu Abad sebelum "Kiamat" Pecah

Senin, 26/02/2018 09:35 WIB

Jakarta - Sejak Perang Dunia Kedua berakhir, umat manusia telah melihat periode ketenangan selama 73 tahun tanpa pertumpahan darah, dan sedikit peperangan.

Akan tetapi ilmuwan mencoba mencari tahu, berapa lamakah manusia akan merasakan masa-masa seperti ini?

DIlansir dari IB Times, jawaban atas pertanyaan tersebut tergantung sejumlah peristiwa antarnegara, terutama yang terjadi akhir-akhir ini. Jika melihat tingkat keparahan perang selama dua abad terakhir, manusian kemungkinan hanya memiliki seratus tahun atau satu abad sebelum perang besar pecah.

Pernyataan itu diungkapkan oleh seorang ilmuwan komputer yang menganalisa jumlah perang dan kematian antara 1823 dan 2003. Menurut Aaron Clauset dari University of Colorado, 95 negara ikut berperang selama periode tersebut.

Antara 1823 dan 1914, umat amnusia menyaksikan 19 konflik besar. Ini berarti perang pecah setiap enam tahun termasuk Perang Krimea dan Perang Boer.

Tapi itu baru permulaan. Perang menjadi semakin buruk dalam 30 tahun berikutnya, ketika dunia menyaksikan sepuluh perang maha dahsyat, termasuk Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Jutaan orang tewas.

Periode yang Aaron sebut `kekerasan besar` berakhir pada 1945, dan sejak itu manusia memasuki masa perdamaian. Ditandai dengan kecenderungan pemerintah di setiap negara untuk mengembangkan demokrasi, adanya ketergantungan tiap negara, dan mencoba mengurangi risiko peperangan.

Dalam perspektif statistik, perdamaian konsisten telah menyeimbangkan pengaruh periode pertumpahan darah selama 30 tahun.

Seorang analis Clauset mengungkapkan, perang yang mematikan seperti Perang Dunia II berakhir rata-rata dalam 205 tahun. Artinya, secara statistik manusia memiliki satu abad untuk mengetahui, apakah masa aman ini hasil dari kesepakatan bersama, atau pola yang bisa kembali terulang.

"Risiko perang besar di masa depan mungkin lebih tinggi dari yang diperkirakan saat ini. Hal terpenting ialah kita harus tetap mempromosikan perdamaian, dan mengurangi konflik di masa depan," ujar Clauset.

TERKINI
Komisi IV Dorong Pariwisata di NTT Harus Didukung Sektor Pertanian, Perikanan, dan Peternakan Komisi IV: Taman Nasional Komodo Harus Dijaga Kelestariannya Kerusakan Saraf di Punggung, Britney Spears Harus Terapi Akupunktur Setiap Hari Komisi XI Nilai Kenaikan BI-Rate Antisipasi Pelemahan Rupiah