PBB Desak Assad Hentikan Perang Berdarah di Suriah

Minggu, 11/02/2018 08:41 WIB

Jenewa - Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia menyerukan aksi internasional untuk menghentikan perang berdarah yang menewaskan 277 warga sipil dalam sepekan terakhir di Suriah.

"Pekan lalu menjadi salah satu periode paling berdarah dari keseluruhan konflik, dengan adanya gelombang serangan mematikan yang mengakibatkan korban sipil di daerah Ghouta Timur dan Idlib," kata Zeid Ra`ad Al Hussein dalam pernyataan tertulis, dikutip dari Anadolu, Minggu (11/1)

Lebih lanjut ia mengatakan, 230 warga sipil tewas dalam serangan udara oleh rezim Suriah dan sekutunya di daerah Ghouta Timur dan Idlib.

Menurut pernyataan tersebut, 210 warga sipil termasuk lebih dari 50 anak dan 42 wanita telah terbunuh selama 5-8 Februari di Ghouta Timur, di mana di dalamnya terdapat 350 ribu warga sipil yang berada di bawah blokade.

Sedikitnya sembilan fasilitas medis, enam di antaranya di Idlib dan tiga di Ghouta Timur, terkena serangan-serangan udara yang terjadi akhir-akhir ini, tambah pernyataan tersebut.

Mengenai dugaan bahwa rezim Suriah menggunakan senjata kimia di Idlib, Hussein mengatakan, PBB sudah menerima laporan termasuk rekaman video yang menunjukkan kemungkinan penggunaan gas beracun  dalam serangan di daerah permukiman di timur kota Saraqab pada 4 Februari.

Suriah  dirundung konflik sejak perang sipil meletus pada Maret 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menyerang aksi demonstrasi kelompok pro-demokrasi dengan brutal.

Meskipun pejabat PBB mengatakan ratusan ribu jiwa tewas akibat perang sipil tersebut, pejabat rezim Suriah mengatakan jumlah korban adalah sekitar 10 ribu jiwa.

TERKINI
Kerusakan Saraf di Punggung, Britney Spears Harus Terapi Akupunktur Setiap Hari Kolabs di Lagu `Florida!!!`, Florence Welch Puji Taylor Swift Membumi di Tengah Ketenarannya Begini Reaksi Charlie Puth Disebut Taylor Swift di Album The Tortured Poets Department Megan Fox dan Machine Gun Kelly Kembali Mesra setelah Putus Tunangan