Terlalu Seksi, Mesir Deportasi Penari Perut Rusia

Jum'at, 09/02/2018 12:16 WIB

Jakarta - Pihak berwenang Mesir memutuskan mendeportasi penari perut asal Rusia, Ekaterina Andreeva  karena goyangannya yang terlalu provokatif, dan membangkitkan naluri seksual.

Andreeva, yang dikenal dengan nama panggungnya "Gawhara" ("permata" dalam bahasa Arab), ditahan pada tanggal 6 Februari di sebuah klub malam setelah videonya di viral di platform media sosial. Dalam video yang diunggah di akun Intagramnya, ia mengenakan gaun penari perut dengan goyangan aduhai menggoda.

Menurut para peneliti, Andreeva didakwa menghasut pesta pora dengan mengenakan pakaian yang dianggap terlalu terbuka dan provokatif. Polisi Pariwisata dan Kepurbakalaan menyatakan, perempuan yang berusia 31 tahun itu mengenakan kostum menari perut non-standar dan tariannya membangkitkan naluri seksual bagi anak-anak muda.

Andreeva membela bajunya, ia mengaku memilih pakaian tidak jauh berbeda yang dikenakan oleh banyak penari Mesir. Pihak berwenang juga menuduh penari tersebut tidak memiliki dokumen yang benar yang memungkinkannya bekerja dan tinggal di Mesir.

Pengacara Andreeva Mohamed Saleh membantah semua tuduhan terhadap kliennya dalam sebuah wawancara televisi yang disiarkan di melalui kanal Dream. Ia menegaskan, Andreeva "berkomitmen untuk mengenakan pakaian yang ditentukan oleh Kementerian Pariwisata" dan bahwa ia adalah satu-satunya penari perut asing yang memegang ijin kerja di Mesir.

Menurut Saleh, Badan Keamanan Nasional Mesir mengeluarkan perintah untuk mendeportasi Andreeva karena mengancam keamanan nasional negara tersebut. Dia sekarang ditahan di sebuah kantor polisi Kairo dan harus dikirim kembali ke Rusia pada Sabtu (10/2).

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati