Trump Anggap Palestina Remehkan Amerika Serikat

Jum'at, 26/01/2018 07:37 WIB

Jakarta - Presiden Amerika Serikat, onald Trump mengkritik pemimpin Palestina, lantaran respon yang diambil terhadap keputusan Amerika Serikat mengenai Yerusalem. Hal itu diungkapkan di World Economic Forum di Davos, Swiss, pada Kamis (24/01).

Trump mengancam untuk menahan bantuan AS kepada orang-orang Palestina kecuali jika mereka duduk dan menegosiasikan perdamaian dengan negara Yahudi tersebut.

Dia juga mengatakan, tidak akan mendukung orang-orang Palestina sampai para pemimpin bertindak secara berbeda. "Penghormatan harus ditunjukkan kepada AS atau kami tidak akan melangkah lebih jauh," kata Trump dilansir UPI.

Trump mengatakan bahwa warga Palestina meremehkan Amerika Serikat dengan menolak bertemu dengan Wakil Presiden Mike Pence dalam perjalanannya minggu ini ke Timur. Pemimpin Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa keputusan Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel adalah alasan untuk menghina.

Lebih lanjut Presiden AS menilai apa yang dilakukan mengenai Yerusalem merupakan sebuah kehormatan, lantaran keputusan itu berdasarkan negosiasi.

"Israel selalu mendukung Amerika Serikat, jadi apa yang saya lakukan dengan Yerusalem adalah kehormatan saya. Kami membawa Yerusalem dari meja [negosiasi], jadi kami tidak perlu membicarakannya lagi. Mereka [orang-orang Palestina] tidak pernah melewati Yerusalem."

Trump mengatakan bahwa dia memiliki sebuah proposal namun tidak akan mengungkapkannya sampai Palestina berhenti meremehkan Amerika Serikat.

Dia juga membela keputusannya yang baru-baru ini untuk menahan lebih dari setengah dari 125 juta dollar untuk membayar agen bantuan U.N. untuk orang-orang Palestina dalam angsuran terakhirnya.

"Kami memberi mereka [orang-orang Palestina] ratusan juta dolar setahun, mengapa kita harus melakukan sesuatu untuk mereka ketika mereka tidak melakukan apa-apa untuk kita?" Trump bertanya.

"Saya dapat memberitahu Anda bahwa Israel memang ingin berdamai dan mereka [orang-orang Palestina] juga harus berdamai atau kita tidak lagi berhubungan dengannya."

TERKINI
Yusril Ihza: Penambahan 40 Kursi Menteri Harus Revisi UU Kementerian Negara PPP Tegaskan Keputusan Ganjar Oposisi Hak Pribadi Nistelrooy Sebut Mbappe Cocok dengan Strategi Ancelotti Kane Klaim Bisa Yakinkan Musiala Pilih Timnas Inggris