Amerika Serikat Beri Sanksi Tokoh Rudal dan Nuklir Korut

Rabu, 27/12/2017 08:07 WIB

Washington - Pemeritnah Amerika Serikat (AS) kembali menjatuhkan sanksi kepada dua pejabat Korea Utara di balik program rudal balistik negara mereka pada Selasa (26/12) waktu setempat.

Keputusan tersebut merupakan kampanye untuk memaksa Korea Utara (Korut) meninggalkan program senjata yang bertujuan mengembangkan rudal bertingkat nuklir yang mampu menyerang AS

Departemen Keuangan AS menyebut pejabat tersebut sebagai Kim Jong Sik dan Ri Pyong Chol. Kim dikabarkan tokoh kunci dalam upaya Korut untuk mengalihkan program rudalnya dari bahan cair ke bahan bakar padat. Sementara Ri dilaporkan menjadi pejabat kunci dalam pengembangan rudal balistik antar benua (ICBM).

"Treasury kami menargetkan para pemimpin program rudal balistik Korut, sebagai bagian dari kampanye tekanan maksimum untuk mengisolasi (Korut) dan menjadikan Semenanjung Korea yang sepenuhnya denuklirisasi," kata Menteri Keuangan Steven Mnuchin dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters, Rabu (27/12)

Kebijakan tersebut sebagian besar hanya secara simbolis yaitu menghalangi setiap properti atau kepentingan yang dimiliki kedua orang tersebut di dalam yurisdiksi AS dan melarang transaksi warga AS dengan mereka.

Langkah tersebut menyusul sanksi baru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diumumkan pada hari Jumat lalu sebagai tanggapan atas uji coba ICBM Korea Utara pada tanggal 29 November. Sanksi tersebut membatasi akses Korut terhadap produk minyak bumi dan minyak mentah dan pendapatannya dari pekerja di luar negeri.

Sebelumnya, Washington mengingatkan bahwa semua opsi, termasuk yang militer, ada di meja dalam menangani Korut. Namun, ia lebih memilih solusi diplomatik, meskipun Korut belum memberikan indikasi bahwa pihaknya bersedia membahas denuklirisasi.

Pada hari yang sama, Kremlin meminta kedua belah pihak untuk mengadakan perundingan. Ia mengatakan bahwa pihaknya siap untuk bertindak sebagai mediator jika Amerika Serikat dan Korut bersedia melakukannya untuk memainkan peran tersebut.

"Kesiapan Rusia untuk menghapus jalan bagi de-eskalasi sudah jelas," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.

Ketika diminta mengomentari tawaran tersebut, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Justin Higgins, mengatakan bahwa Washington memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan Korut melalui berbagai saluran diplomatik.

"Kami ingin rezim Korut memahami bahwa ada jalan lain yang dapat dipilih. Namun terserah kepada Korut untuk mengubah arah dan kembali ke perundingan yang kredibel," katanya.

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati