Minggu, 12/11/2017 08:21 WIB
Beirut - Partai Perdana Menteri Libanon, Saad al-Hariri, yang secara tak terduga mundur seminggu lalu saat berada di Arab Saudi, mengecam serangan rudal pada Sabtu (4/11) ke kerajaan dan intervensi Iran di negara-negara Arab.
Partai partai Gerakan Masa Depan Hariri mengatakan bahwa ia akan berdiri di sampingnya Hairi dan tidak sabar menungu kedatangannya kembali ke Lebanon untuk menangani tanggung jawab nasionalnya dalam memimpin tahap ini.
Pengunduran diri hariri yang mengejutkan karean disampaikan melalu siaran dari Riyadh pekan lalu. Pengumuman tersebut, sekaligus membawa Lebanon ke garis depan persaingan regional antara Iran dan Arab Saudi.
Iran membantah berada di balik peluncuran rudal tersebut. Ia menolak pernyataan Saudi dan Amerika Serikat yang menyebut Teheran, destruktif provokatif dan memfitnah.
Penduduk Israel Utara Bersiap Hadapi Kemungkinan Perang Habis-habisan dengan Hizbullah
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Dalam wawancara dengan televisi CNN pada Senin (6/11), Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir menuduh kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon menembakkan rudal tersebut ke Riyadh dari daerah yang dikuasai Houthi.
"Terkait dengan rudal yang diluncurkan di wilayah Saudi, itu adalah rudal Iran yang diluncurkan oleh Hizbullah dari wilayah yang diduduki oleh orang-orang Houthi di Yaman," katanya
Ia mengatakan, rudal tersebut persis yang diluncurkan pada Juli di Yanbu di Arab Saudi. Senjata tersebut diproduksi di Iran, dibongkar dan diselundupkan ke Yaman, kemudian dipasang kembali oleh petugas Pengawal Revolusi Iran dan Hizbullah, lalu diluncurkan ke Arab Saudi.
Keyword : Lebanon Saad Hariri Iran Arab Saudi