Kamis, 12/10/2017 23:45 WIB
Jakarta - Pemerintah Rusia dikabarkan akan menyumbangkan ribuan senjata ke Filipina untuk membantu perang negara Asia Tenggara melawan pejuang negara pro-Islam (ISIS, Red).
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan sekitar 5.000 senapan serbu Kalashnikov dalam kesepakatan tersebut, yang berarti militernya tidak lagi harus menggunakan senjata bekas.
Dalam pengumuman, ia mengatakan negara tersebut perlu memperkuat persenjataannya karena militan dapat berkumpul kembali dan menyerang di mana saja dan kapan saja para musuhnya.
Senapan tersebut lengkap dengan jutaan butir amunisi dan puluhan truk tentara. Dalam pidatonya kepada tentara, Presiden Duterte mengungkapkan pemerintah Rusia ingin merahasiakan donasi tersebut.
Pasukan Ukraina di Dekat Chasiv Yar yang Terkepung Disebut Sangat Membutuhkan Amunisi
Khawatir Sanksi AS, Bank Besar China Batasi Pembayaran Transaksi Perusahaan ke Rusia
Ukraina Mundur dari Tiga Desa di Timur, Zelenskiy Memohon Bantuan Senjata
Hadiah dari Moskow tersebut menyusul sumbangan China sekitar 6.000 senapan serbu dan 100 senapan sniper, karena Duterte berusaha untuk membentuk kemitraan dengan negara-negara penghasil senjata.
Seorang pejabat senior pertahanan mengatakan, senjata tersebut akan tiba akhir bulan ini ketika menteri pertahanan Rusia mengunjungi negara tersebut.
Duterte mengatakan, militer harus diperlengkapi senjata dengan baik untuk menangani loyalis Negara Islam yang mendirikan pijakan di wilayah Mindanao di selatan.
Untuk diketahui, meski Duterte sudah mengumumkan keinginan Moskow menyumbangkan senjata dan amunisinya, namun Kedutaan Rusia sendiri menolak untuk mengomentari pengumuman Duterte.