Kamis, 12/10/2017 14:29 WIB
Jakarta - Menteri Luar Negeri Korea Utara megatakan pemerintah Pyongyang tidak akan menghentikan program nuklirnya dalam kondisi apapun, hingga Washington menghentikan tindakan bermusuhan terlebih dahulu.
"Persenjataan nuklir kita adalah pencegah yang menjamin perdamaian dan keamanan di wilayah ini dan hak bangsa Korea untuk eksis dan berkembang," kata diplomat utama Pyongyang, Ri Yong-ho
Sanksi yang diberlakukan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) merupakan produk permusuhan Washington terhadap Korea Utara. Ia mengatakan Ameriak Seriakt berusaha mengumpulkan lebih banyak negara untuk memperketat sanksi lebih lanjut.
"Amerika Serikat, akhir-akhir ini, sedang melakukan kebijakan sanksi terhadap kedua negara DPRK dan Rusia, pada saat yang sama berusaha membuat Rusia bergabung dalam kampanye sanksi terhadap DPRK dengan tujuan memperluar perselisihan antara negara-negara kita," kata pejabat tersebut.
Rusia Klaim Usir Tentara Ukraina dari Wilayah Seluas 547 Kilometer Persegi Tahun Ini
Rusia Gunakan Hampir 70 Bom Udara, Ukraina Hanya Bisa Mengusir dengan Jatuhkan 13 Drone
Tersangka Gembong Kejahatan Dunia Maya asal Rusia Hadapi Persidangan di California
Rusia berulang kali memperingatkan, upaya menekan Korea Utara untuk menghentikan program rudal nuklirnya melalui sanksi hanya dapat menimbulkan konfrontasi lebih lanjut, terutama di tengah perang kata-kata Washington dan Pyongyang yang tidak pernah berakhir, saling mengancam dan saling ingin menghancurkan satu sama lain.
"Opsi militer dalam kondisi seperti itu tidak masuk akal. Ini jalan buntu. Hal ini dapat menyebabkan bencana planet global dan hilangnya nyawa manusia. Tidak ada cara lain menyelesaikan masalah nuklir Korea Utara, kecuali dialog damai, "kata Presiden Vladimir Putin pada September, hanya beberapa hari setelah Korea Utara melakukan uji coba nuklir keenam.
"Mereka akan makan rumput, tapi tidak akan menghentikan program mereka karean tidak merasa aman," kata Putin.
Korea Utara tampaknya memiliki sikap serupa, karena FM mereka menegaskan kembali posisinya di negara tersebut; bahwa satu-satunya syarat untuk perundingan antara Pyongyang dan Washington, Amerika Serikat harus meninggalkan kebijakan bermusuhan dan ancaman nuklir terhadap DPRK.
Namun, AS tampaknya tidak ingin bernegosiasi dengan Pyongyang. Sementara Sekretaris Negara Rex Tillerson menyatakan Washington menjalin hubunngan dengan Korea Utara. Meski begitu Trump mengatakan kepala kebijakan luar negerinya hanya menyia-nyiakan waktunya untuk mencoba bernegosiasi dengan `Little Rocket Man`," mengacu pada pemimpin Korea Utara Kim.
Keyword : Korea Selatan Rudal Amerika Serikat Rusia