Budak Seks Asal Korsel Minta Pengakuan Jepang

Minggu, 27/08/2017 21:05 WIB

Jakarta - Pemerintah Korea Selatan sedang berupaya mendapatkan permintaan maaf resmi dari Jepang atas penggunaan wanita sebagai budak seks di masa perang. Sekitar 200.000 yang disebut wanita korban budak seks tentara Jepang di Asia, walau mungkin jumlahnya lebih banyak dari yang diketahui.

Korban merasa pemerintah Jepang tidak pernah dengan tulus menebus kesalahan mereka atas tindakan tentaranya. Pendukung menginginkan keadilan bagi para wanita  yang sekarang berusia 80-an dan 90an.

Han Kuk-Yom, ketua Dewan Korea untuk Wanita Draft untuk Perbudakan Seksual Militer untuk Jepang, mengatakan kepada Sky News, Kami ingin pemerintah Jepang mengakui apa yang mereka lakukan terhadap 200.000 wanita di seluruh Asia

"Kami ingin mereka mengakui apa yang mereka lakukan," katanya dikutip Sky News pada Minggu (27/8)

"Sekarang hanya sekitar 36 wanita korban budak seks yang masih hidup di Korea Selatan - jumlah wanita tua yang semakin menua belum memiliki kedamaian. Kami mengunjungi salah satu rumah di Seoul dimana dua wanita tinggal bersama - teman mereka, yang juga tinggal di sini, baru saja meninggal dunia," tambahnya

Salah satu korban, Kim Bok-Dong  (91), mengatakan dipenjara sebagai budak seks selama delapan tahun oleh orang Jepang yang diambil saat berusia 15 tahun dan digunakan di stasiun penghibur di seluruh Asia.

"Mereka memberi tahu kami akan dipekerjakan di pabrik, tapi ternyata memasukkan kami ke sebuah kamp militer di Taiwan. Kami pergi ke Guandong di China, Hong Kong, Malaysia, Sumatra, Indonesia, Singapura. Mereka menyeret kami selama delapan tahun," jelasnya

"Saya berada di Singapura saat Jepang menyerah, orang Jepang mengatakan kami bebas untuk pergi, tapi kami tidak tahu ke mana harus pergi Kami tidak tahu di mana kami berada, lalu mereka memasukkan kami ke dalam kamp militer Amerika Serikat dan kami menunggu di sana berbulan-bulan, lalu kami kembali ke Korea," tambahnya

Kim Bok Dong mengatakan, para tentara  Jepang bersikeras bahwa wanita pergi bersama dijadikan budak seks. Orang Jepang terus menolaknya Kami mendesak Jepang kesalahan yang mereka lakukan.

"Secara hukum mereka harus memberi kompensasi kepada kami, itulah yang kami perjuangkan. Anda datang ke sini dan saya berbicara dengan Anda - tolong beritahu orang-orang."

Perdana Menteri Jepang menawarkan apa yang dia sebut "resolusi" beberapa tahun yang lalu, namun pendukung "wanita penghibur" mengatakan bahwa itu tidak cukup.

TERKINI
`Sleeping Beauties: Reawakening Fashion` Jadi Tema Met Gala 2024, Apa Maknanya? Madonna Pecahkan Rekor Gelar Pesta Dansa yang Dihadiri 1,6 Juta Penggemar Sederet Selebriti Gelar Afterparty Met Gala 2024, Usher hingga Beyonce! Kini Bertubuh Langsing, Kelly Osbourne Bantah Pakai Ozempic