Indonesia Perlu Kurikulum Literasi Medsos

Sabtu, 26/08/2017 17:57 WIB

Jakarta - Minimnya eduksi mengenai penggunaan media sosial (medsos) ditenggarai menjadi salah satu penyebab maraknya praktik penyebaran informasi bohong atau hoax. Agar praktik itu tak berlarut-larut, berkembang bahkan menimbulkan banyak korban, perlu ada literasi mengenai medsos.

Demikian disampaikan Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Jakarta, Astari Yanuarti dalam diskusi bertajuk `Saracen dan Wajah Medsos Kita,` di Cikini, Jakarta, Sabtu (26/8). Mafindo mengusulkan agar kurikulum literasi media sosial masuk ke dalam materi pembelajaran peserta didik.

"Kita perlu kurikulum untuk literasi medsos. Itu PR dan perlu waktu lama bikin (payung hukumnya). Sambil menunggu pemerintah, kita tetap jalan (memberi edukasi literasi medsos)," kata Astari Yanuarti.

Salah satu unsur pemerintah yang wajib memberikan edukasi mengenai penggunaan media sosial adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kementerian pimpinan Muhadjir Effendy itu diimbauh untuk segera membuat kurikulum mengenai literasi media sosial. Literasi itu dimaksudkan agar generasi muda‎ dapat memilah informasi yang layak untuk dikonsumsi atau tidak.

"Pemerintah tolong segera bikin kurikulum, itu ada di Kemendikbud," tutur dia.Seperti diketahui, Polisi belum lama ini membongkar bisnis penyebaran kebencian dan SARA melalui media sosial. Kelompok tersebut bernama Saracen.

Saracen diduga menyebarkan kebencia‎n dan SARA berdasarkan pesananan seseorang atau kelompok tertentu. Motif sementara dari kegiatan ini yakni hal ekonomi. Dalam pengusutan kasus ini, polisi juga mendalami orang dibalik grup Sarachen.‎

TERKINI
Sweater `Buluk`Kim Kardashian Dianggap tak Matching dengan Gaun Glamor Met Gala 2024 Protes Perang Israel di Gaza, Bendera Palestina Berkibar di Kampus-kampus Spanyol Sibuk Bantu Banjir di Brasil, Gisele Bundchen Absen di Met Gala 2024 Victoria Beckham Rancang Gaun Renda Phoebe Dynevor di Met Gala 2024