Selasa, 22/08/2017 07:59 WIB
Jakarta - Presiden Suriah Bashar Assad mengecam Barat, dengan menolak kerja sama keamanan atau membuka kembali kedutaan besar di Damaskus sebelum negara-negara tersebut memutus hubungan dengan kelompok oposisi.
Komentar menantang Assad tersebut menyusul pada saat pasukannya mulai berkembang di seluruh negeri dan banyak negara berhenti memintanya untuk mengundurkan diri sebagai presiden, dilansir Financial Tribune pada Senin (21/8)
Dalam sebuah pidato di hadapan puluhan diplomat Suriah di Damaskus, Assad memuji Rusia, Iran, China dan Lebanon Hizbullah karena mendukung pemerintahannya selama perang saudara enam tahun di negaranya. Ia mengatakan Suriah akan melirik ke Timur dalam hal hubungan politik, ekonomi dan budaya.
Assad mengatakan negaranya menyambut baik kesepakatan gencatan senjata regional yang ditengahi Rusia, di mana Moskow berusaha memperluas tempat lain di Suriah untuk mengakhiri pertumpahan darah, mengakhiri pemberontakan dan pengampunan pemberontak.
Pentagon Sebut AS Keliru Membunuh Warga Sipil dalam Serangan Suriah Tahun 2023
Pengadilan Turki Menghukum Warga Suriah atas Pemboman Istanbul
Menteri Luar Negeri Iran Resmikan Situs Baru untuk Layanan Konsuler di Damaskus
”Kami memiliki ketertarikan pada keberhasilan inisiatif ini,” kata Assad
Namun, Assad mengecam zona aman terinspirasi Amerika Serikat yang Presiden Donald Trump awal tahun ini mengatakan, ia berharap dapat mencapainya dengan Rusia, dengan mengatakan, rencana semacam itu hanya akan memberi perlindungan kepada teroris.
Keyword : Suriah Bashar Assad