Rabu, 21/06/2017 07:20 WIB
Jakarta - Perdana Menteri Irak, Haider al Abadi tiba di Teheran pada Selasa (20/6) di hadapan delegasi tingkat tinggi Iran untuk membahas hubungan timbal balik dan perkembangan regional kedua negara tersebut.
Ia sambut secara formal oleh Wakil Presiden Es`haq Jahangiri di istana kepresidenan. Kunjungan tersebut berlangsung di tengah krisis politik yang berlangsung di Teluk Persia, di mana Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan sekutu lainnya memutuskan hubungan dengan Qatar dua pekan lalu atas tuduhan medukung Iran dan terorisme.
Duta Besar Iran untuk Irak Iraj Masjedi, mengatakan perjalanan tersebut akan membuka fase baru dalam hubungan dua arah dan membantu meningkatkan kerjasama ekonomi antara kedua tetangga tersebut. Utusan tersebut mengatakan bahwa perkembangan regional juga akan dibahas dalam pertemuan Abadi.
"Republik Islam berdiri dengan pemerintah Irak dan negara yang mendukung persaudaraan melawan keamanan, tantangan politik dan ekonomi." kata Iraj Masjedi dikutip Financial Tribune pada Rabu (21/6)
Terkait Perang Gaza, Yordania Gagalkan Rencana Pengiriman Senjata untuk Penentang Monarki
Hingga 7 Mei, Rp4,04 Triliun Modal Asing Masuk ke Pasar Keuangan Indonesia
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Sebelumnya, Abadi pada Senin berada di Riyadh, yang pemerintahnya berselisih dengan Teheran mengenai berbagai konflik regional, termasuk krisis di Suriah dan Yaman. Sementara Kuwait, adalah pemberhentian terakhir perdana menteri Irak dalam kunjungan regionalnya.
Keyword : Iran Irak Teluk Persia