Sabtu, 17/02/2024 15:46 WIB
Gorontalo, Jurnas.com - Pemberdayaan petani yang dilakukan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan), di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, menunjukkan tren positif.
Hal ini terlihat dari kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Tani (Poktan) Aren Jaya di Desa Longalo, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.
Pendampingan dilakukan melalui program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Initiative (READSI), Kelompok Tani Aren Jaya sukses meningkatkan produk hasil perasan air nira.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, dalam berbagai kesempatan mengatakan, Kementan berkomitmen menyiapkan SDM pertanian yang berjiwa wirausaha.
SYL Pakai Uang Kementan Rp 360 Juta Beli Sapi Kurban
Wujudkan Ketahanan Pangan, Kementan Dorong Peningkatan Produksi Padi Kaltara
DPR Minta Jepang Ajarkan Smart Farming ke Petani Muda Indonesia
“Ada tiga faktor pengungkit produktivitas pertanian. Pertama, Inovasi teknologi dan sarana prasarana pertanian, kebijakan peraturan perundangan termasuk kearifan lokal, serta SDM Pertanian. Poin ketiga, SDM Pertanian menyokong 50 persen peningktan produktifitas pertanian, sisanya masing-masing berimbang menyumbangkan 25 persen," sebut Dedi.
Poktan Aren Jaya Desa Longalo telah banyak mengikuti kegaiatan-kegaiatan dari Program READSI untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan anggota kelompok dalam pengembangan produk lebih lanjut, di antarannya pendampingan Kegiatan Sekolah Lapang.
Ketua kelompok Tani Aren Jaya, Ado S. Taha, mengatakan sebelum adanya program READSI pihaknya hanya menekuni usaha Gula Merah.
“Dengan adanya Sekolah Lapang dan pendampingan dari PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dan FD (Fasilitator Desa), Poktan menemukan inovasi baru untuk mengambangkan usaha selain Gula Merah yaitu Gula Semut,” ujarnya saat ditemui tim READSI pada Kamis, (14/02) lalu.
Gula Semut merupakan produk hasil olahan perasan air nira yang proses pembuatannya hampir sama dengan gula merah. Namun, yang membedakan hasil dari olahan 2 produk tersebut yaitu gula merah dalam bentuk padat sedangkan gula semut dalam bentuk serbuk.
Lebih lanjut, Ado mengatakan, Poktan Aren Jaya melalui Program READSI telah mendapatkan pelatihan terkait pengembangan usaha tani berupa cara pengembangan dan pengemasan hasil produk hingga pemasaran.
“Pemasaran Gula Merah berskala Pasar lokal (Pasar Telaga Biru, Longalo, Pasar Kamis Tapa) sedangkan untuk Gula semut pasarannya UMKM Deolau Kota Gorontalo, para penikmat kopi dan konsumen tetap,” ujarnya.
“Untuk hasil penjualan Gula Merah dalam sehari kurang lebih 5 KG dengan harga penjualan Rp. 15.000/Kg sedangkan untuk hasil penjualan Gula Semut dalam 1 minggu kurang lebih 5 Kg dengan harga Rp. 40.000/Kg,” imbuh dia.
Dengan mengikuti berbagai pelatihan dari Program READSI, Ado mengatakan pihaknya dapat meningkatkan omset sebesar Rp.8.250.000 per bulan.
“Dengan adanya usaha Gula Semut, Poktan Aren Jaya mendapatkan peningkatan penghasilan sehingga mengalami peningkatan kesejahteraan,” ujarnya.
Selain itu, produk usaha gula semut Poktan Aren Jaya Desa Longalo telah mengikuti pameran Pekan Nasional (PENAS) di Sumatera Barat di Tahun 2023, berpartisipasi pada Pameran Expo Produk Pangan Jakarta Tahun 2023, dan pameran Kampus Merdeka Fair di Gorontalo Tahun 2023.