Kata BI, Modal Asing Masuk Rp81 Triliun

Kamis, 13/04/2017 16:31 WIB

Jakarta - Kepercayaan investor masih tinggi ditandai dengan masuknya modal asing ke Indonesia. Arus modal asing yang masuk ke pasar finansial dalam negeri (capital inflow) sejak Januari hingga pekan kedua April 2017 mencapai Rp81 triliun, atau lebih tinggi 35 persen dibanding periode sama di 2016 yang sebesar Rp60 triliun.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, derasnya aliran modal asing menunjukkan masih tingginya kepercayaan investor terhadap stabilitas dan fundamental ekonomi dalam negeri.

"Padahal ketika Presiden AS yang baru terpilih, pasar global goyang dan banyak nilai tukar terdepresiasi besar-besaran," katanya di Jakarta, Kamis (13/4).

Masih terjaganya aliran modal asing, ujar Agus, juga menopang stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

Indikasinya, tekanan ekonomi global belum begitu mereda sejak awal tahun hingga April 2017, namun nilai tukar rupiah tetap menunjukkan penguatan sebesar satu persen secara tahun kalender berjalan (year to date/ytd).

"Bandingkan dengan 2013 saat ekonomi belum membaik, nilai tukar rupiah terdeprisiasi hingga 21 persen," kata Agus. 

Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah menunjukkan penguatan ke level Rp12.600-Rp12.900 per dolar AS pada pekan kedua April ini, setelah sepanjang Maret 2017, rupiah cenderung stabil di kisaran Rp 13.300 per dollar AS.

Fundamental ekonomi dalam negeri juga membaik ditunjukkan dengan inflasi hingga Maret 2017 yang terjaga di 3,61 persen (year on year/yoy), dan cadangan devisa yang meningkat menjadi 121 miliar dolar AS.

"Namun kita tetap harus waspada terhadap perekonomian global yang bisa memengaruhi indikator perekonomian dalam negeri," kata  Agus menandaskan. Ant

TERKINI
Jumlah Pengangguran di Indonesia Turun jadi 7,2 Juta Orang Industri Pengolahan jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I BKSAP DPR Harap Kerja Sama dengan Zimbabwe Beri Manfaat di Berbagai Bidang SKK Migas Komit Optimalkan Manajemen Rantai Pasok