Pemerintah Libya Diduga Tilep Dana Pemeliharaan Bendungan

Senin, 18/09/2023 12:26 WIB

Tripoli, Jurnas.com - Kota Derna menjadi salah satu wilayah yang terkena dampak paling buruk dalam bencana banjir di Libya. Banjir yang disebabkan jebolnya dua bendungan itu menyeret seluruh pemukiman di bawahnya ke arah laut, dan mengakibatkan 11.300 orang.

Bencana ini tak lepas dari pengabaian pemerintah, dan dugaan korupsi yang dilakukan oleh pejabat setempat. Sebuah penelitian yang diterbitkan November tahun lalu di Sabha University Journal of Pure and Applied Science, ilmuwan menyerukan agar pemerintah melakukan pemeliharaan terhadap dua bendungan di atas Kota Derna. Sayangnya, seruan itu tak bersambut.

"Jika terjadi banjir besar, dampaknya akan menjadi bencana bagi penduduk lembah dan kota," kata guru besar teknik sipil, Abdelwanees Ashoor dikutip dari Associated Press pada Senin (18/9).

Bendungan Abu Mansour dan Derna dibangun oleh perusahaan konstruksi Yugoslavia pada tahun 1970-an di atas Wadi Derna, yang membelah kota pesisir tersebut. Abu Mansour berjarak 14 kilometer dari kota, tingginya 74 meter (243 kaki) dan dapat menampung hingga 22,5 juta meter kubik air. Sementara Bendungan Derna terletak lebih dekat ke kota dan mampu menampung 1,5 juta meter kubik air.

Bendungan yang dibangun dari tanah liat, bebatuan, dan tanah ini dibuat untuk melindungi kota dari banjir bandang, yang tidak jarang terjadi di daerah tersebut. Air yang dikumpulkan di belakang bendungan digunakan untuk mengairi tanaman di hilir.

"Kedua bendungan tersebut tidak dirawat selama bertahun-tahun, meskipun banjir berulang kali melanda kota tersebut di masa lalu. Sudah pasti kedua bendungan itu bobrok," terang peneliti geologi Universitas Ajdabia, Saleh Emhanna.

Sementara itu, sebuah laporan badan audit yang dikelola negara pada 2021 lalu menemukan bahwa kedua bendungan tersebut tidak dipelihara, meskipun ada alokasi lebih dari US$2 juta untuk program tersebut pada 2012 dan 2013.

Tidak ada pekerjaan yang dilakukan di wilayah tersebut, dan lembaga audit tersebut menyalahkan Kementerian Pekerjaan dan Sumber Daya Alam karena gagal membatalkan kontrak dan menyerahkannya kepada perusahaan yang akan melakukan pekerjaan tersebut.

Selanjutnya, sebuah perusahaan asal Turki dikontrak pada 2007 untuk melakukan pemeliharaan kedua bendungan tersebut dan membangun bendungan lain di antaranya. Perusahaan tersebut, Arsel Construction Company Ltd., mengatakan di situs webnya bahwa mereka menyelesaikan pekerjaannya pada November 2012.

TERKINI
Zayn Malik Gugup Gelar Konser Solo Pertama Kali Sejak Keluar dari One Direction Gosip Perceraian dengan Ben Affleck, Jennifer Lopez Semangat Latihan Tari Jelang Konser Karpet Merah Festival Film Cannes 2024, Selena Gomez Tampil Glamor dengan Gaun Monokrom Kejutan Eras Tour Ke-89 di Swedia, Taylor Swift Bawakan Tiga Lagu dari Album `1989`