Selasa, 04/07/2023 06:46 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Pengguna Twitter harus segera diverifikasi untuk menggunakan TweetDeck. Demikian kata perusahaan media sosial itu dalam sebuah twit pada Senin (3/7) waktu setempat.
"Perubahan itu akan berlaku dalam 30 hari," kata perusahaan itu lewat cuitan pada Senin (3/7) waktu setempat.
TweetDeck, yang hingga saat ini gratis untuk semua pengguna Twitter, memungkinkan pengguna mengatur akun yang mereka ikuti ke dalam kolom yang berbeda untuk memantau konten dengan mudah.
Produk ini banyak digunakan oleh bisnis dan organisasi berita, dan langkah mengenakan biaya untuk TweetDeck dapat meningkatkan pendapatan Twitter, yang telah berjuang untuk mempertahankan pendapatan iklan di bawah kepemilikan miliarder Elon Musk.
Elon Musk Bagikan Duit saat Kampanyekan Trump, Jaksa Sebut sebagai Lotere Ilegal
Dukung Trump yang anti-Migran, Elon Musk Dikabarkan Pernah Bekerja Secara Ilegal di AS
Tur Empat Hari, Elon Musk Bagikan Duit ke Pendukung Trump dan Serang Peraturan AS
Sebelumnya, Musk mengatakan, Twitter akan membatasi berapa banyak twit per hari yang dapat dibaca oleh berbagai akun. Hal ini bertujuan untuk mencegah "tingkat ekstrem" dari pengikisan data dan manipulasi sistem.
Melalui akun Twitter pribadinya, Musk mengatakan, akun terverifikasi sementara dibatasi untuk membaca 6.000 posting sehari. Adapun akun yang belum diverifikasi akan dibatasi hingga 600 posting sehari dengan akun baru yang belum diverifikasi dibatasi hingga 300.
Dalam unggahan terpisah, Musk mengatakan, batasan membaca sementara akan segera ditingkatkan menjadi 8.000 posting per hari untuk pengguna terverifikasi, 800 posting per hari untuk tidak terverifikasi dan 400 posting per hari untuk pengguna baru yang tidak terverifikasi.
Beberapa hari setelah itu, Twitter juga mengumumkan akan meminta pengguna untuk memiliki akun di platform media sosial untuk melihat twit, sebuah langkah yang disebut Musk pada hari Jumat sebagai "tindakan darurat sementara".
Musk mengatakan bahwa ratusan organisasi atau lebih mengorek data Twitter "dengan sangat agresif", memengaruhi pengalaman pengguna.