Sabtu, 17/06/2023 17:24 WIB
Mexico City, Jurnas.com - Sedikitnya delapan orang tewas dalam gelombang panas ketiga yang melanda Meksiko sejak pertengahan April. Demikian keterangan Kementerian Kesehatan Meksiko pada Sabtu (17/6).
Suhu mencapai rekor tertinggi 35 derajat Celcius (95 Fahrenheit) di ibu kota Mexico City minggu ini. Tujuh korban meninggal karena sengatan panas dan satu dehidrasi antara 14 April dan 12 Juni.
Di kota timur laut Monterrey, suhu melebihi 40 derajat, sementara tekanan air berkurang di rumah penduduk dan meningkatnya permintaan listrik termasuk AC menyebabkan pemadaman listrik.
Wendy Tijerina, seorang warga Monterrey, mengatakan panas lebih hebat karena kota itu terletak di zona industri.
Wujudkan Kepekaan Sosial Masyarakat terhadap Ancaman Bencana Alam
Indonesia Technology Investment Summit 2024 untuk Lawan Perubahan Iklim dengan IT
Gus Halim: Aksi Tanggap Perubahan Iklim Harus Melibatkan Masyarakat Desa
"Ada kekurangan air, Anda tidak bisa memandikan anak-anak atau bahkan menggunakan kipas angin karena listrik padam," ungkap Wendy kepada AFP.
Wendy mengatakan keluarganya mencoba minum banyak air untuk melindungi diri dari sengatan panas.
Sementara itu, pemerintah negara bagian Nuevo Leon, tempat Monterrey berada, membatasi waktu anak-anak bersekolah menjadi dua jam sehari untuk menghindari sinar matahari.
Tahun lalu, Meksiko mengumumkan darurat kekeringan di beberapa bagian negara itu karena gelombang panas dan kelangkaan air hujan yang menghabiskan waduk.
Pihak berwenang di beberapa kota, termasuk Monterrey, mengizinkan rumah tangga untuk mengakses air yang mengalir hanya beberapa jam sehari selama beberapa minggu.